rel='shortcut icon'/>
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Desember 2012

Mengagumi Kisah Cintanya : Tidak Akan Ada Lagi Sosok yang akan Sama Dengannya

Ketika Cinta Habibie dan Ainun Mempesona Bumi

Sejak beberapa hari yang lalu, home facebook ini telah dipenuhi oleh banyak postingan. Mulai dari postingan tentang Palestina yang tetap harus menegakkan hak atas tanahnya hingga postingan tentang cinta yang aku sebut saya dengan percintaan monyet ala anak SMA.

Hal yang menarik perhatianku salah satunya adalah postingan tentang adanya pemutaran Film Habibie dan Ainun yang sekarang telah beredar di bioskop di seluruh Indonesia.

Menarik, ujarku dalam hati. Langsung saja aku menge-klink salah satu link youtube itu dan menonton trailer dari film ini.

Sejenak aku terdiam dan menatap kaku setelah menonton film itu, lalu aku sedikit berfikir kapan aku bisa bertemu dengan sosok itu? *lagi. Laki-laki yang bernama Habibie.

Minggu, 11 Maret 2012

Dicuekin = Bikin Marah

Aku memilih menulis dan menuliskan judul ini tentu saja bukan karena tidak ada sebab. Sebabnya adalah.. temanku mencuekiku. tiba-tiba emosi jiwa (red : marah besar)

Jujur saja, aku tahu bahwa setiap orang memiliki kesibukan yang berbeda-beda dari masing-masing pribadi. Bahkan mungkin memiliki waktu yang berbeda untuk mengisi hari-hari mereka. Tapi, bukan berarti kamu tidak memperdulikan teman disampingmu.

Baiklah akan aku uraian beberapa hal yang membuatku marah jika dicueki:

  • Bayangkan saja, jika saat itu kamu sedang duduk bersama-sama dengan temanmu. Ketika itu, kalian sedang berada di depan laptop atau mungkin memiliki kesibukan masing-masing. Tiba-tiba, salah seorang temanmu bercerita tentang dirinya atau mungkin bercerita tentang kelasnya di kampus yang berubah menjadi sedikit menyebalkan. Lalu, apa yang kamu lakukan.    
Just listening to her. Tapi... ketika giliranmu yang bercerita?! what happen's? she don't want to listen to u. Oh, my God!  

Senin, 05 Maret 2012

Kata-Kata Jalaluddin ar-Rumy


Aku dilahirkan dari tempat yang gelap kelam
Aku melihat cahaya dengan rasa takut
Dari dalam terang aku melihat gelap dengan rasa takut
Hingga tiba suatu hari aku meninggalkan teman-teman menuju gelap, aku menangis

Aku mempelajari bagaimana hidup
Aku mempelajari bahwa saat dilahirkan adalah awal dari kehidupan yang akan berakhir
Waktu ketika maut menjemput

Aku mengetahui waktu kucoba untuk berlomba dengannya
Kemudian aku mengetahui bahwa berlomba dengan waktu adalah mustahil
Tapi yang mungkin adalah hidup seiring dengan waktu

Minggu, 19 Februari 2012

'Dokter' itu Bukan Dokter

Nah, kali ini aku akan sedikit bercerita kembali tentang pengalamanku di Aceh. Yuk sama-sama kita lihat. ^-^

Karena Sakit itu Rahmat Dari Allah.

Dokter dan Obat dari om Google. ^-^
Baiklah, aku memulai bagian ini bahwa sakit adalah rahmat dari Allah. Jujur,benar kata orang tidak ada sakit jika tak ada sebab. Itulah yang terjadi padaku, setelah selama seminggu penuh menelusuri  Kuala Lumpur bersama abang dan kakak kandungku. Siapa sangka akhirnya, aku harus beristirahat di rumah selama seminggu. alhasil, Obatpun menjadi sasaran pertemuan pertama di Aceh.

 Sepertinya, Bapak Itu Bukan Dokter.

Ternyata, tak cukup sekali aku pergi berobat untuk menyembuhkan sakit itu. Alhasil, akupun akhirnya pergi ke tempat berobat dengan seorang temanku, yang kebetulan juga pada saat itu ia sakit pula. Sebelumnya aku telah mengatakan padanya bahwa tempat yang kami pergi ini bukanlah seorang dokter, mungkin lebih tepatnya disebut tempat "Mentri". Lebih tepatnya seperti apa aku juga bingung menjelaskannya. Mungkin beliau adalah seorang apoteker yang sudah diperbolehkan untuk membuka tempat berobat. Tapi itu semua "mungkin", pastinya hanya beliau yang tahu.

Rabu, 15 Februari 2012

Aku dan Penjual Kaos Kaki

Tulisan ini saya bagi sebagai sebuah pengganti tulisan sebelumnya yang saya hapus. hehe... cuma ingin share tentang pengalaman saja, semoga bermamfaat. ^-^

Awal Ketibaan di Aceh

Alkisah, Suatu hari, aku memutuskan untuk pulang ke tanah Rencong, setelah sekian lama aku meninggalkannya selama 6 bulan. Mungkin, bagi sebagian orang bukanlah hal yang terlampau lama untuk seorang perantau, tapi bagiku itu sudah seperti 6 tahun di negeri orang.

Nah, ceritanya aku pulang ke aceh selama lebih kurang 3 minggu disana. Awalnya aku pikir aku akan menghabiskan waktu di aceh dengan menggilai semua buku psikologi. Melahapnya hingga mungkin perutku mual dan kepalaku sakit. itu karena aku ingin menyelesaikan skripsiku di Aceh. Tapi sayang, amat disayangkan. Aku malah menghabiskan waktuku untuk berleha-leha dan istirahat total di rumah selama seminggu, karena sakit.
*ckckck... turut berduka cita, :(

Senin, 21 November 2011

Aku Bertemu dengan Wanita Bercadar, Habibah Namanya

Teman, sedikit ingin bercerita tentang wanita yang bercadar yang beberapa hari yang lalu aku temui dan sempat berbicara panjang dengannya. kebetulan waktu itu, aku dan teman-temanku memutuskan untuk kembali ke Malaysia untuk melanjutkan studi kami. Saat itu, kursi di dalam pesawat satu persatu mulai terisi dan saat itu kursi di sampingku kosong. lalu, tiba-tiba datang seorang wanita yang bercadar bersama suaminya kemudian wanita itupun duduk di sisiku.

Kamis, 20 Oktober 2011

Semoga Ini yang Terakhir

Seperti biasa di pagi hari. hari ini aku memang tidak memiliki agenda yang padat seperti hari-hari biasanya. akupun memutuskan untuk membereskan rumah dan kembali mengerjakan tugas-tugas kampus. Semalam, aku kembali mengeluarkan air mataku, lalu di pagi hari ini aku menemui seorang teman yang sudah lama tidak pernah berkomunikasi dengannya. setahuku, dia sibuk dengan pekerjaan yang semakin dikejar deadline.

Tiba-tiba dia menyodorkanku sebuah link sebagai ganti dari link-link lagu barat yang biasanya aku tonton. katanya, "jangan selalu avril. ini nonton". dan akupun membuka link itu. link itu berisi sebuah lagu tentang teroris. hm... banyak yang tidak aku ketahui, lalu akupun bertanya padanya tentang hal yang tidak aku ketahui dan dia menjawab "cari aja di google". maka akupun mencarinya. satu-persatu.

Sabtu, 08 Oktober 2011

BERSEDIH DAN BERBAHAGIA

Di suatu hari, ada seorang temanku yang duduk di sisiku sambil menutup kedua matanya dan menangis. ia lalu berkata, "aku tahu aku ini bukan apa-apa, aku tidak punya kekuatan".

Di hari yang lain, temanku yang lainnya lagi, mengalirkan air matanya di depanku sebari melihat ke arah jalanan yang semakin lenggang. lalu berkata, "kenapa Tuhan menciptakan hidupku seperti ini!?",

Di suatu tempat, seorang adik berkata pada kakaknya, "aku tidak bisa, kak... tak ada yang aku mengerti dari materi ini".

Rabu, 20 April 2011

Tentang Kepercayaan

Akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi padaku dan beberapa orang teman-teman terdekatku. diantara mereka ada yang mendekatiku ada pula yang menjauhiku. jika mereka mendekatiku, bagiku bukanlah sebuah hal yang masalah karena aku adalah seseorang yang bisa menerima siapa saja yang datang dan inigin menjadi temanku. namun, yang membuatku takut dan resah, jika mereka beranjak pergi dan meninggalkanku seperti yang terjadi pada setahun yang lalu karean masalah temanku dan keputusanku menjadi orang terdekat bagi satu orang saja.

Selasa, 05 April 2011

Ketika Masalah Menghimpit

Ok, baiklah.. belakangan ini aku mengaku ada yang berubah dariku. sifatku semakin bertambah egois dan anti sosial kupikir. aku malah tidak sensitif dengan teman-temanku dan bertindak semua gue, tanpa pernah berfikir apa yang dipikirkan oleh mereka dan orang lain.

Ya, jujur. keadaan seperti ini membuatku sangat tidak nyaman dan terkadang merasa bersalah. belum lagi dengan ditambah oleh masalah baru penyakit baru yang muncul dalam diriku. pelupa.

Menyebalkan sekali rasanya ketika tahu aku menjadi seseorang yang pelupa dan tulalit jika teman-teman berbicara padaku. memang sih, awalanya mereka juga tertawa melihat tingkahku bahkan memberikan kata-kata yang mantra mandraguna yang always dipakai setiap orang namun haram hukumnya di psikologi.

"Sabar ya, siti", sambil tersenyum dan beberapa mengelus kepalaku. (-_-")

*********

walaupun demikian, bukan itu yang ingin aku ceritakan. aku ingin bercerita tentang dua orang temanku yang memiliki masalah dan uring-uringan.
Teman 1
Malam itu, aku memutuskan untuk sedikit memberikan ruang kosong untukku di tengah-tengah kesibukan yang menggila dengan laporan praktikum dan berbagai macam tugas yang harus aku kumpulkan di kampus. tiba-tiba seorang temanku menelpon, lalu:
"siti, .... aku gak kuat," dah tiba-tiba tangisannya meledak. ia menangis sejadi-jadinya tanpa pintaku dan akupun hanya diam sambil mendengarkan tangisannya. sesekali aku memilih bertanya padanya kenapa ia menangis, namun ia hanya menangis dan lalu berkata, "lebih baik aku mati saja, siti", katanya ditengah isak tangisnya, akupun tersentak kaget dan terdiam sesaat.

Hm... ini yang ketika kalinya ia mengatakan kata-kata lebih baik mati....

Lalu aku tetap saja memilih untuk diam dan memperhatikan nada suaranya sambil sesekali memintanya untuk istigfar dan sedikit terapi kognitif. aku juga memintanya untuk menangis terus dan aku berkata bahwa aku akan mendengarkannya hingga pada akhirnya kondisinya kembali pulih, akupun memintanya untuk shalat dan berdo'a pada Allah. akupun memintanya untuk bercerita dalam do'anya semuanya pada-Nya dan iapun menutup telpon itu setelah cukup lama menangis.
 
Teman 2
Dia berjalan ke arahku dengan wajah yang cemberut dan tidak bersemangat. hanya memandangiku dengan diam dan tidak berkata apapun. aku tahu, belakangan ini dia memiliki masalah dalam keluarganya terlebih dengan saudara perempuannya, yang membuatnya harus mengungsi ke rumah temanku yang lainnya. lalu,
hari-harinya hanya diisi oleh tama dan senyum yang hamabr sambil sesekali berkata, "aku lagi pusing ni..."

Suatu ketika akupun mendekatinya dan bertanya tentnag masalah apa yang ia hadapi. setidaknya ia bisa menjadi sedikit lega, harapanku karena kondisinya kini sudah cukup lama dalam keadaan yang sama. tapi, dia berkata, "ah... siti ni, sekarang kan udah sibuk sendiri, ngapain peduli ma kondisi saya", kata-kata itu membuatku terdiam sesaat dan akupun pergi berlalu sambil meninggalkannya dan tidak pernah bertanya lagi tentang kondisinya. hm.. sebenarnya, aku juga melihat perubahan sikapnya belakangan ini, ia semakin kasar dalam berbicara. aku takut dia akan mengalami kondisi yang seperti dulu.

********
Yaaaahh... itu hanya sepenggal cerit tentang dua orang temanku yang melalui hidupnya dalam cerit mereka sendiri. bagiku tak jadi masalah mereka tidak bercerita padaku tentang apa yang mereka rasakan terlebih tentang teriakan hati mereka. setidaknya aku hanya ingin mereka menghadapi kondisi mereka, bukan membiarkannya berlarut-larut dan terjepit.

Aku tahu, bahwa tidak ada satupun masalah yang indah, terlebih lagi membuatmu bahagia. aku tahu masalah itu membuatku dan kamu menjadi semakin kecil, diam dan tidak mampu berjalan. karena saat inipun, aku masih bertarung dengna kondisi psikis dalam diriku sendiri.
Tapi, setahuku, masalah itu datang dan pergi. ia muncul dan berkembang dengan sejauh mana kita memahaminya dan menerimanya. masalah itu muncul dari bagaimana kita menyingkapinya dan bertemu dengan sosial. jika dalam psikologi, kami mengenalnya sebagai sebuah situasi yang memberikan kesempatan pada kita untuk menginterpretasikan diri secara pola pikir.
 
Setahuku juga, agama Islam mengenalkan konsep bahwa maslaah muncul dan kita diminta untuk bersabar dan berdo'a, QS. Al-Baqarah ayat 45. Lalu, aku juga pernah mendengar QS. Al-Baqarah ayat 286 bahwa Allah tidak akan membebani dirinya kecuali sesuai dengan kesanggupannya.

Cukup hanya itu yang aku pegang ketika aku ditimpa oleh masalah yang membuatku semakin kecil dan tertekan. sambil sesekali aku juga mengkatarsis diriku dalam tangisanku dan bercerita segalanya dengan teman-temanku, Ibu dan Tuhanku, Allah.

karena, setahuku... kita ini hidup butuh orang lain dan memberikan energi kita kepada orang lain. sehingga akupun memilih untuk berbagi ketimbang harus diam atau hanya sekedar menangisi keadaanku. lalu akupun bergegas membereskan masalahku.

*****
Kadang merasa masalah itu datang, Lalu ia menghimpit, membuat kita kecil dan meringkuh terduduk letih dan membisu. atau mungkin membuat kita tak mampu berjalan ataupun hanya merangkak. bahkan tubuh ini sakit. 

Maka bergegaslah untuk bangun dan tariklah nafasmu dalam-dalam, hingga seluruh sendi tubuhmu kembali bergerak. katakan pada diri... sendiri bahwa "Aku mampu! Aku bisa. Aku lebih besar dari masalahku".

Sabtu, 12 Maret 2011

Berjalan

Tidak mudah untuk tetap kuat dan berjalan, jika setiap jejak selalu saja bersembunyi sebuah cerita masa lalu.

pelangi itu indah, apalagi terlihat diantara sinaran matahari pagi berbias air di pucuk tetesan air hujan.

berharap saja, agar tidak ada air hujan yang berlebih dan mengalir dalam deretan sandiwara.
ada pula matahari, dia bersinar dengan sendirinya. adapula bulan yang mencuri diri dari matahari.
tidak mudah berdiri dalam kegelapan dan tidak kuat juga harus berada selalu dalam terangnya cahaya. hanya butuh sedikit usaha dan sejuta tekat yang kuat untuk bertahan.
 ******************************************************************************* 
ayo siti!! semangat!! jangan bersedih! jangan menangis lagi!! Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya. jika kita berprasangkan baik, maka baiklah segala sesuatu.
lupakan semuanya dan buat sejuta prestasi dalam hidupku. buat ayah dan bunda bahagia memiliki anak sepertimu! tak usah peduli tentang perasaan sedih yang tiba-tiba muncul itu, ketika malam tiba. ia ada, tapi tak akan lama.
karena, adakalanya rasa kesedihan itu dibagi dan kebahagiaan itu disimpan.
SEMANGAT!!!!
SEMANGAT!!!!

Kamis, 03 Maret 2011

Tentang Hidup

 Pernah melihat semut?! berjalan beriringan dan saling bersapa. semut-semut itu dengan teraturnya berjalan perlahan tanpa pernah memiliki rasa takut, kalau-kalau ia akan tertabrak dengan yang lainnya. aku pernah melihat semut berjalan dan membawa makannya di atas punggungnya. tapi dia tidak sendiri, namun bersama dengan yang lainnya. mereka tidak perduli, apakah makanan itu besar ataupun kecil, yang mereka tahu itu makanan dan dibawa ke sarangnnya.

 
Lalu, pernahkah melihat lebah. aku pernah teman. melihatnya mengisap madu di pohon jambu rumah kami di pagi hari. mereka ramai dan mendengungkan suara dari gesekan sayapnya. satu-persatu ia berjalan dan menuju ke arah bunga-bunga yang ada. bunga buah jambu itu. tak hanya itu, setelah semua madu yang terkumpul dalam perutnya, madu itu dibawa pulang dan dikumpulkan hingga madu itu siap untuk menjadi makanan bagi bayi lebah.



Dan kini, pernah melihat kucingmu?! atau kucing lainnya yang berada di sekelilingmu. jika tidak, pernah melihatnya di pasar? aku rasa engkau pasti pernah menemukannya. sedari kecil mereka menerima susu dari induknya dan tumbuh membesar. belajar untuk mengeong, menangkap dan mencakar. dari mana? dari induknya. aku melihat kucing rumahku mencakar, mengigit dan mengeong induknya. ia mengejar-ngejar dan bermain sembunyi lalu menyerang dengan ibunya. hingga ketika ia besar, ia mampu menemukan dirinya sendiri bersama makanan hasil tangkapan atau tawanan yang ia miliki.

Untuk apa aku bercerita tentang mereka?!

Tidak ada yang penting dari binatang itu semua. sebab aku, kamu, kita dan mereka sama-sama diciptakan oleh Tuhan yang satu, Allah SWT.tapi aku hanya berbagi tentnag hidup teman. bahwa hidup itu adalah sebuah proses. proses bagaimana kita belajar, berjalan dan berguna. 

belajar untuk hidup, bahwa hidup ini memiliki 2 keadaan, yaitu waktu senang dan waktu sulit. keadaan senang itu adalah waktu yang berharga yang harus kita syukuri dengan sebuah ketulusan dan kerendahan hati. mengingat bahwa senang adalah waktu yang akan berakhir namun memberikan arti. karena terkadang, kita lupa bahwa kesenangan kita menenggelamkan dalam kehidupan sesaat.

tak hanya itu, bagaimana dengan keadaan sulit?! sulit itu membuatmu sakit. membuatmu menjadi sesak dan berkata pada setiap orang bahwa 'aku tidak sanggup'. sulit itu tidak membawa arti untuk saat ini. tapi... sulit itu memberikannya kesempatan untuk berjalan teman. berjalan dengan caramu sendiri dan bertahan dalam keadaan yang ada. membutikan bahwa engkau adalah makhluknya yang paling indah dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan apapun. biarlah dirimu menjalani waktu itu. nikmati saja dan berjalanlah lalu bangkit menatap waktu.

adapula berguna. menjadi teman bagi orang lain dan menghargai diri mereka. tak hanya itu, berguna itu atrinya memberi namun tidak meminta kembali. hanya itu dan lalu lakukanlah. jangan perdulikan bagaimana keadaanmu yang saat itu senang terlebih lagi sulit. namun memberikan waktu untuk berguna adalah sebuah bekal. yang terpenting adalah engkau memahami keadaan mereka maka kita akan menemukan waktu-waktu yang berharga.

Senin, 24 Januari 2011

Bersyukur

ini posting tulisan lama...^-

^

------------------------------------------------------------------------------------

Ini adalah sebuah kisah, yang didalamnya punya hikmah luar biasa. Menyadarkan saya dan anda, bahwa di luar kita, ada mereka yang diberikan cobaan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, namun mereka sanggup bersabar dengan cobaan tersebut. Bahkan, bersyukur dengan apa yang diterimanya.

Saya copy paste tulisan ini, sebagai pengingat untuk saya, dan yang membacanya,


dari situsnya blognya Abu Hudzaifah. Balasan nan Indah… Diterjemahkan oleh Abu Hudzaifah Al Atsary dari kitab: ‘Aasyiqun fi Ghurfatil ‘amaliyyaat, oleh Syaikh Muh. Al Arify.


Abu Ibrahim bercerita: Suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang. Di sana kutemukan sebuah kemah lawas… kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya ada seorang tua yg duduk di atas tanah dengan sangat tenang… Ternyata orang ini kedua tangannya buntung… matanya buta… dan sebatang kara tanpa sanak saudara. Kulihat bibirnya komat-kamit mengucapkan beberapa kalimat.. Aku mendekat untuk mendengar ucapannya, dan ternyata ia mengulang-ulang kalimat berikut:


الحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً .. الحَمْدُ للهِ الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً ..


Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia…

Aku heran mendengar ucapannya, lalu kuperhatikan keadaannya lebih jauh… ternyata sebagian besar panca inderanya tak berfungsi… kedua tangannya buntung… matanya buta… dan ia tidak memiliki apa-apa bagi dirinya… Kuperhatikan kondisinya sambil mencari adakah ia memiliki anak yg mengurusinya? atau isteri yg menemaninya? ternyata tak ada seorang pun… Aku beranjak mendekatinya, dan ia merasakan kehadiranku…

Ia lalu bertanya: “Siapa? siapa?” “Assalaamu’alaikum… aku seorang yg tersesat dan mendapatkan kemah ini” jawabku, “Tapi kamu sendiri siapa?” tanyaku. “Mengapa kau tinggal seorang diri di tempat ini? Di mana isterimu, anakmu, dan kerabatmu? lanjutku. “Aku seorang yg sakit… semua orang meninggalkanku, dan kebanyakan keluargaku telah meninggal…” jawabnya.

“Namun kudengar kau mengulang-ulang perkataan: “Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia…!! Demi Allah, apa kelebihan yg diberikan-Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangannya, dan sebatang kara…?!?” ucapku. “Aku akan menceritakannya kepadamu… tapi aku punya satu permintaan kepadamu, maukah kamu mengabulkannya?” tanyanya. “Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan mengabulkan permintaanmu” kataku.

“Engkau telah melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, akan tetapi segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… bukankah Allah memberiku akal sehat, yg dengannya aku bisa memahami dan berfikir…? “Betul” jawabku. lalu katanya: “Berapa banyak orang yang gila?” “Banyak juga” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia” jawabnya.

“Bukankah Allah memberiku pendengaran, yg dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yg terjadi di sekelilingku?” tanyanya. “Iya benar”, jawabku.“Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya.

“Betapa banyak orang yang tuli tak mendengar…?” katanya. “Banyak juga…” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb”, katanya. “Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku?” tanyanya. “Iya benar” jawabku.

“Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara?” tanyanya. “Wah, banyak itu” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya. “Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yg menyembah-Nya… mengharap pahala dari-Nya… dan bersabar atas musibahku?” tanyanya. “Iya benar” jawabku.

lalu katanya: “Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit? Mereka merugi di dunia dan akhirat…!!” “Banyak sekali”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” katanya.

Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu-persatu… dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. Ia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah… Betapa banyak pesakitan selain beliau, yg musibahnya tidak sampai seperempat dari musibah beliau… mereka ada yg lumpuh, ada yg kehilangan penglihatan dan pendengaran, ada juga yg kehilangan organ tubuhnya… tapi bila dibandingkan dengan orang ini, maka mereka tergolong ‘sehat’. Pun demikian, mereka meronta-ronta, mengeluh, dan menangis sejadi-jadinya… mereka amat tidak sabar dan tipis keimanannya terhadap balasan Allah atas musibah yg menimpa mereka, padahal pahala tersebut demikian besar…

Aku pun menyelami fikiranku makin jauh… hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua mengatakan: “Hmmm, bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang… maukah kamu mengabulkannya?” “Iya.. apa permintaanmu?” kataku. Maka ia menundukkan kepalanya sejenak seraya menahan tangis.. ia berkata: “Tidak ada lagi yg tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun… dia lah yg memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurusi segala keperluanku… sejak tadi malam ia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali hingga kini. Aku tak tahu apakah ia masih hidup dan diharapkan kepulangannya, ataukah telah tiada dan kulupakan saja… dan kamu tahu sendiri keadaanku yg tua renta dan buta, yg tidak bisa mencarinya…”

Maka kutanya ciri-ciri anak tersebut dan ia menyebutkannya, maka aku berjanji akan mencarikan bocah tersebut untuknya… Aku pun meninggalkannya dan tak tahu bagaimana mencari bocah tersebut… aku tak tahu harus memulai dari arah mana… Namun tatkala aku berjalan dan bertanya-tanya kepada orang sekitar tentang si bocah, nampaklah olehku dari kejauhan sebuah bukit kecil yang tak jauh letaknya dari kemah si pak tua.

Di atas bukit tersebut ada sekawanan burung gagak yg mengerumuni sesuatu… maka segeralah terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidak lah berkerumun kecuali pada bangkai, atau sisa makanan. Aku pun mendaki bukit tersebut dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Tatkala kudatangi lokasi tersebut, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong-potong… rupanya seekor serigala telah menerkamnya dan memakan sebagian dari tubuhnya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung-burung… Aku lebih sedih memikirkan nasib pak tua dari pada nasib si bocah… Aku pun turun dari bukit… dan melangkahkan kakiku dengan berat menahan kesedihan yg mendalam… Haruskah kutinggalkan pak Tua menghadapi nasibnya sendirian… ataukah kudatangi dia dan kukabarkan nasib anaknya kepadanya? Aku berjalan menujuk kemah pak Tua…

Aku bingung harus mengatakan apa dan mulai dari mana? Lalu terlintaslah di benakku akan kisah Nabi Ayyub ‘alaihissalaam… maka kutemui pak Tua itu dan ia masih dalam kondisi yg memprihatinkan seperti saat kutinggalkan. Kuucapkan salam kepadanya, dan pak Tua yg malang ini demikian rindu ingin melihat anaknya… ia mendahuluiku dengan bertanya: “Di mana si bocah?” Namun kataku: “Jawablah terlebih dahulu… siapakah yg lebih dicintai Allah: engkau atau Ayyub ‘alaihissalaam?” “Tentu Ayyub ‘alaihissalaam lebih dicintai Allah” jawabnya. “Lantas siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya?” tanyaku kembali. “Tentu Ayyub…” jawabnya.

“Kalau begitu, berharaplah pahala dari Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunung… ia diterkam oleh serigala dan dikoyak-koyak tubuhnya…” jawabku. Maka pak Tua pun tersedak-sedak seraya berkata: “Laa ilaaha illallaaah…” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya… namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya… hingga akhirnya ia meninggal dunia. Ia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yg ada di bawahnya… lalu aku keluar untuk mencari orang yg membantuku mengurus jenazahnya… Maka kudapati ada tiga orang yg mengendarai unta mereka… nampaknya mereka adalah para musafir, maka kupanggil mereka dan mereka datang menghampiriku…

Kukatakan: “Maukah kalian menerima pahala yg Allah giring kepada kalian? Di sini ada seorang muslim yg wafat dan dia tidak punya siapa-siapa yg mengurusinya… maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya?” “Iya..” jawab mereka. Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak Tua untuk memindahkannya… namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak: “Abu Qilabah… Abu Qilabah…!!”

Ternyata Abu Qilabah adalah salah seorang ulama mereka, akan tetapi waktu silih berganti dan ia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat dalam sebuah kemah lusuh… Kami pun menunaikan kewajiban kami atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah… Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah… ia mengenakan gamis putih dengan badan yg sempurna… ia berjalan-jalan di tanah yg hijau… maka aku bertanya kepadanya: “Hai Abu Qilabah… apa yg menjadikanmu seperti yg kulihat ini?” Maka jawabnya: “Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah, dan dikatakan kepadaku di dalamnya:

( سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار )

Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu…

Maka (inilah Surga) sebaik-baik tempat kembali.

Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya: “Ats Tsiqaat” dengan penyesuaian.

Tambahan dari si pemilik blog yang saya kutip: Abu Hudzaifah Al Atsary mengatakan:

Wa’alaikumussalaam… Iya, kisah itu diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya: “Ats Tsiqaat”, pada biografi Abu Qilabah Al Jarmy, jadi bukan dongeng atau cerita fiksi… Adapun mimpi seperti itu, maka boleh kita percaya dan boleh juga tidak… karena bukan dalil qoth’i (yakni dalil yang bersifat pasti)… mimpi seorang mukmin -kalaupun benar adanya- maka bersifat sepihak, artinya hanya berkaitan dgn ybs, dan tidak bisa diterapkan ke orang lain.

tambahan dari yang punya blog. ^-^

Begitu banyak orang-orang yang lebih memiliki kekurangan dari kita, mulai dari mereka yang cacat secara fisik maupun secara psikis. mereka yang harus menerima bahwa kebisuan membuat mereka sulit untuk berbicara dan mengutarakan apa yang mereka ingin katakan. mereka yang harus menerima keadaan untuk menjadi schizofrenia dan membuat mereka menyekatkan tiap-tiap apa yang mereka inginkan. namun mereka tetap tegar dan bersyukur karena Allah swt tetap memberika kehidupan atasnya.

Bersyukurlah....


Karena Allah swt telah memberikan kita kekuatan untuk tetap menatap matahari, mempertemukan kita dengan keluarga yang utuh, keluarga yang tetap berada di sisi kita. bertemu dengan teman-teman yang memberikan tempat berbagi dan saling mengingatkan. dan memberikan kita untuk terus bertasbih pada-Nya. Hingga waktu yang pasti datang menjemput kita.

Semoga bisa menambah berkah dalam hari kita, mohon maaf jika ada yang salah. ^-^


"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" QS. Ar- Rahman


1 litre of tears (14 Ramadhan 1431 H)

Ketika Kita Berusia Lanjut

Beberapa hari ini rumah kami kehadran nenek yang sudah berusia lanjut dan berumur sekitar 80 tahun. Awalnya, ia tinggal di kampung halamanku, samalanga. Tapi, karena kondisinya yang semakin menurun makan nenekpun tinggal bersama kami saat ini.

Ada sebuah cerita yang ingin saya ceritakan. Ketika beliau hadir di dalam keluarga kami dan mulai menjalani rutinitas sesuai dengan keadaan rumah.

Layaknya sebuah hari yang dimulai. Subuh itu, kami sekeluarga bangun dan shalat subuh lalu beranjak dengan aktifitas lainnya. Kemudian bunda menyuruh saya untuk membangunkan nenek tidur dan shalat subuh.

Nek, bangun...
, ujarku padanya. sekejap ia membuka mata dan menatap saya , namun demikian seketika itu pula ia menutup matanya kembali.

Lalu,, sayapun kembali memanggilnya,
nenek bangun.... udah subuh, shalat dulu yok..
. Cukup sulit membangunkan nenek yang kini telah lanjut lansia, hingga pada akhirnya iapun bangun dan masuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu.

Ternyata tak hanya sampai di situ. Ketika ia mulai shalat, sayapun kembali menberi tahukan padanya bahwa sekarang ia akan shalat subuh dan memberitahukan niat untuk shalatnya.

Setelah itu, saya kembali beraktifitas kembali. Tak lama kemudian, saya mendekati nenek dan menanyakan,

udah nek?

belum, eh... udah..
katanya dengan wajah yang datar. sayapun kembali melepaskan mukenanya dan merapikannya sambil tersenyum.

------------------------------------------------------------------------------------

ok baiklah, mungkin agak sedikit membingungkan ketika kalian membaca tulisan di atas, "maaf ya, masih tidak pintar", hehe..

tapi, yang ingin saya sampaikan bahwa tua adalah suatu hal yang akan tetap hadir dalam diri kita yang akan disertai dengan perubahan-perubahan tertentu. perubahan yang terjadi berupa perubahan fisik maupun perubahan psikologis. ^-^

perubahan fisik yang terjadi, berupa perubahan hormon yang mempengaruhi aktifitas hormonal, perubahan kekuatan fisik, serta saraf dan otot. semuanya mempengaruhi fungsi aktifitas fisik sehingga banyak dari mereka yang telah lansia mengalami gangguan-gangguan secara fisik maupun berfungsi dalam kehidupan.

sedangkan, perubahan secara psikologis yang terjadi, berupa memiliki kecenderungan semakin sensitif, merasa tidak berguna, ingin diperhatikan, dan lain sebagainya. Tentunya memberikan perubahan tersendiri dalam dirinya.

lalu, bagaimana kita mampu mngubah siatuasi tersebut?

saya rasa kita semua mampu membuat sebuah perubahan dalam hidup kita, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi di masa mendatang. jika sekarang kita memberikan kesempatan dalam diri kita untuk berjalan dalam sebuah pencapai yang baik maka kita juga sebenarnya membuat sebuah perubahan untuk di masa mendatang.

masa muda adalah masa yang paling kritis dalam periode hidup manusia. masa muda itu sendiri terdiri dari masa remaja dan masa dewasa yang memberikan kesempatan bagi seseorang tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang ia inginkan. maka, mulailah membuat sebuah kesempatan dalam hidup kita untuk berjaya.

ketika kita terbiasa untuk menjadi orang yang terus melakukan fungsi, akan memberikan kesempatan bagi kita untuk juga berfungsi di masa tua. biasakanlah diri kita untuk terus berfungsi dan menjalani rutinitas dengan semangat dan keingitahuan. setidaknya, kita sedang belajar untuk menunda sebuah kepikunan yang akan kita hadapi nantinya.

Lakukanlah sekarang, atau kita akn menhadapi sebuah perubahan tanpa sebuah kesiapan

^-^

24 Januari 2011

Kamis, 20 Januari 2011

edisi khusus

apa yang diharapkan oleh manusia ketika dia melepaskan sebuah kepercayaan?!

sebenarnya masih sering bertanya-tanya tentang peristiwa itu. apa yang salah ya? atau saya yang terlalu lemah dan menyesali kejadian yang lalu. seharusnya kita bisa bangkit dan menari dengan sebuah harapan yang baru.

tapi...

kenapa masih sakit ya?! kadang malah hampir lepas kendali ketika mendengar hal lainnya yang membuat saya kembali mengingat peristiwa tersebut.

(hmm... tarik nafas sejenak dan lepaskan saja semuanya, siti... )

kadang, sebuah pohon saja ketika menjatuhkan buahnya tidak pernah berfikir kembali untuk mengembalikannya kepada tempat semula. Bahkan, seekor kucing saja masih mampu mencintai anaknya meskipun sang anak mencakar tubuhnya.

hmm.. mencoba itu lebih baik daripada tidak sama sekali siti... kita tidak pernah tahu apa yang akan Allah berikan kalau kita tidak pernah mencoba berjalan terlebih dulu.. ^-^

ayo siti!!!! semangat ya.. \(^o^)/
karena tidak ada satupun pemenang yang ada di dunia ini kecuali kamu sendiri yang memulainya... ^- ^

berbaik sangka atas segala al yang terjadi dan ingatlah, ketika marah bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang sabar.. ^-^

------------------------------------------------------------------------------------

tulisan ini khusus untuk penulis yang sedang pusing.. :D

Total Pageviews