rel='shortcut icon'/>
Tampilkan postingan dengan label refleksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label refleksi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Mei 2016

Mei yang Dinanti

Sore ini langit mendung. Tapi tidak setitikpun air hujan yang turun. Langitpun tampak kelabu dan tampak tidak indah. Saya masih saja di kamar kos kecil ini. Tidak ada hal yang special hari ini. Hanya duduk, bangun, tidur, menonton, membaca lalu mengerjakan tugas. Sederhana. Rutinitas. 

Sore ini langit mendung. Tapi terkadang matahari dua tiga kali malu-malu menatap ke bumi. Semalam saya memutuskan untuk menyelesaikannya. Semuanya. Meskipun akhirnya memilih untuk menyelesaikannya sebagian. Setidaknya ini satu langkah untuk bisa bertahan di sisi Tuhan. 

Bye (!)



Bye. 
Semoga kita bertemu lagi di waktu yang baik dan tepat. 



Bye. 
Semoga melodi yang pernah ada jadi cerita. 

Mengantar jalinan-jalinan yang lebih kuat di kemudian hari. 

Bye. 

Semoga yang ada dulu menjadi ilusi dan delusi. 
Perlahan-lahan merasuki jiwa.
Menata  fragmen yang kosong bersama Ilahi.  

Bye.

Semoga kamu sehat. 
Kamu kuat. 

Kamu hebat. 
Kamu luar biasa.

Rabu, 27 Januari 2016

Menjadi Orangtua

Saya memulai tulisan ini dengan beberapa kali edit dan edit lagi. Saya bingung dan takut untuk bisa memulainya. Rasa takut akan menggurui dan menjadi tempat 'curhat' membuat saya menjadi ragu dalam menulisnya. 

Sekarang saya di sini. Saya memilih satu sudut di kampus psikologi sambil menuliskan tulisan ini. Saya suka sudut ini. Sepi, tidak banyak orang yang berlalu-lalang dan ada taman kecil yang tidak hijau disampingnya. Lebih tenang dan damai. 


Menjadi Orangtua

Jujur saya tidak terlalu paham bagaimana menjadi orangtua. Bagaimana menjadi orang tua yang baik dan membuat anak menjadi sahabat dan bisa membuat anak menjadi bahagia. Hanya saja, saya cukup bisa merasa bahwa ayah dan bunda memberikan saya waktu yang berharga dan membuat saya menjadi seseorang yang menghargai tentang setiap rasa yang saya miliki. Sakit, senang, cemburu, bahagia, sedih, terharu, ataupun kecewa dan marah.

Hal yang saya tahu bahwa bunda saya pernah menari dan bernyanyi di depan saya tanpa rasa segan, pernah mengingatkan saya jika saya salah. Bahkan bunda pernah memeluk saya ketika saya sedih dan kecewa. Satu hal yang selalu tidak pernah ia luput lakukan adalah mendoakan saya dan saudara kandung saya di setiap waktu sepertiga malamnya. 

Total Pageviews