rel='shortcut icon'/>
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Desember 2014

Trauma Healing

Tidak ada satupun orang yang mampu untuk menprediksikan kapan bencana terjadi. seperti beberapa waktu yang lalu, jumat sore di banjarnegara, jawa tengah dikejutkan dengan tragedi tanah longsor yang sampai sore kemarin telah memiliki korban sejumlah 42 orang (tvone).

Sebagai salah satu orang yang sedikit memiliki ilmu psikologi. saya ingin berbagi pengetahuan kepada teman-teman sekalian tentang trauma healing pasca bencana dan sedikit bentuk terapi yang bisa dicoba untuk korban bencana.

Semoga bermanfaat dan sedikit sediakan waktu untuk mendo'akan saudara kita di banjarnegara agar diberikan ketabahan dan ditinggikan derajatnya oleh Allah. amin ya rabb. 

Download:

Trauma Healing dan Terapi


Senin, 17 Maret 2014

Psikologi: Curhat di Internet (3)


pic : www.thefix.com
Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja
Blogging atau biasa disebut dengan ‘ngeblog’, ternyata memiliki manfaat psikologis bagi remaja yang menderita kecemasan sosial, meningkatkan harga diri mereka dan membantu mereka berhubungan lebih baik dengan teman-teman mereka. Hal ini disampaikan dalam sebuah penelitian dalam jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) dikutip dari Science Daily (4/1/12).
Menurut Meyran Boniel-Nissim, PhD , penelitiannya telah menunjukkan bahwa menulis buku harian pribadi adalah cara yang bagus untuk melepaskan tekanan emosional. Bukan hanya itu, kebebasan ekspresi dan komunikasi juga bisa dilakukan dengan kegiatan blogging. Mempertahankan sebuah blog memiliki efek positif yang kuat pada kesejahteraan remaja. Efek positif blogging adalah dapat mengekspresikan kecemasan mereka dan bersosialisasi melalui komentar.

Psikologi : Curhat di Internet (2)



from : www.topnews.in
Twitter Ungkap Pola Mood Pemakai

Amerika Serikat, Twitter bukan hanya medium bersosial melui media online, namun bisa juga menjadi petunjuk kondisi mood (suasana hati) Anda sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Cornell University terhadap pengguna mikroblogging twitter ini, menunjukkan manusia cenderung berada dalam mood nyaman ketika pagi hari dan berbahagia ketika berada di akhir pekan.
Penelitian unik ini dilakukan sejumlah peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat, terhadap 2,4 juta akun Twitter. Akun yang dipakai sebagai sumber data yakni pengguna Twitter yang terdaftar sejak Februari 2008 hingga April 2009. Persyaratan lainnya untuk sumber data yakni pengguna twitter yang men-tweet lebih dari 25 postingan setiap hari. Dari 509 juta tweet yang tersedia, diketahui bahwa manusia memiliki pola mood yang hampir seragam.

Psikologi : Curhat di Internet (1)



Penjelasan Umum 
Jaringan sosial yang meluas saat ini begitu banyak, tapi berhubung saya orangnya agak gaptek (gagap teknologi) dikit, jadi saya hanya tahu dua saja, yaitu facebook dan twitter. Nah, jaringan lainnya yang juga bisa digunakan oleh para user adalah Blogger.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca beberapa artikel tentang penggunaan jaringan sosial sebagai sarana curhat  alias curahan hati yang sering digunakan oleh para user dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa dan lansia.
Berdasarkan situs Psikologi Zone, para pakar menyebutkan bahwa Curhat (Curahan Hati) merupakan salah satu cara untuk berbagi perasaan, pengetahuan, dan pengalaman. Curhat boleh saja dilakukan selama tidak memaksa orang mendengar masalah yang kita miliki.

Kamis, 10 Oktober 2013

Psikologi : Mimpi dan Kenyataan

Beberapa waktu yang lalu aku disibukkan oleh mimpi dan hebarnya lagi, mimpi itu berhasil menghipnotis dan memakan beberapa waktuku. Mulai dari makan pagi, nonton film korea, bawa motor ke kampus, bawa motor jalan-jalan, mandi 2 kali sehari, sampai aktifitas sebelum tidur lainnya. Ya.. kalau dengan kata lain, mimpi itu bikin galau. haha.. Alhasil, blog ini terbengkalai sampai beberapa abad karena aku milih gak banyak-banyak curhat, apalagi tentang mimpi.

Tapi, akhirnya aku berfikir kembali (kemarin-kemarin pikirannya di simpan dalam kotak), bahwa aku harus menuntaskan tentang mimpi yang galau itu. haha. Salah satunya adalah dengan menulis (nantikan tulisannya)

Banyak orang yang aku tanyakan perihal mimpi dan kenyataan dan beberapa suggest teman-temanpun mulai aku lakukan. dan akhirnya aku sedikit demi sedikit mengurangi kondisi galau mimpi. haha.

But, aku bukan mau cerita tentang mimpi aku, tapi tentang mimpi, kenyataan dan psikologi mimpi. Oke, ini dia!

Rabu, 14 Agustus 2013

Jenuh: Talk and Holiday

Malam ini sebelum waktu tidur, aku menyempatkan diri untuk sedikit diam dan berfikir di depan cermin. Harapannya sederhana, hanya ingin memastikan apa yang membuatku sedikit tidak jelas belakangan ini.
Hingga pada akhirnya seorang teman SMA-ku dulu yang memberitahukan aku bahwa mungkin aku jenuh.

Sepertinya ia benar, karena belakangan aku sering sekali merasa lelah dan tidak bersemangat untuk melakukan banyak hal. Terlebih semenjak masa-masa setelah praktikum dan deadline laporan dimasukkan.

Kejenuhan itu tentunya bisa terjadi pada semua orang, dan bisa saja menjadi sesuatu yang membahayakan, menurutku. Mengapa? Karena jika kejenuhan itu tidak segera diselesaikan, maka semua tindakan lainnya akan 'keteteran' atau stagnant. Maksudnya adalah tidak adanya memajuan dalam melakukan apapun.

Sabtu, 29 September 2012

Ketika Allah Mengajarkan Kita

Allah swt itu punya cara tersendiri.
Bagaimana mengajarkan hamba-Nya tentang kehidupan.
Jikalau orang mengatakan Allah mengajarkan kita dari ujian.
Maka sesungguhnya, ujian itu muncul dari diri kita sendiri.

Kalau dulu kita pernah meminta pada Tuhan.
"Allah, anugrahkan aku sebuah kehidupan yang baik".
Maka Allah memberikan kita posisi di dalam dua kehidupan.
Antara sesuatu yang bersumber dari kebaikan dan keburukan.
Mengapa?
karena Ia ingin kita tidak hanya cukup mendapatkan, tapi juga mengenalnya.

Selasa, 03 Juli 2012

Phobia Tanpa Handphone?


Di masa yang modern ini, tentunya perkembanganhandphoe terus terjadi. Nah, ada satu hal yang menarik dari efeknya adalah sebuah fobia yang kini muncul di tengah-tengah masyarakat. Para ahli menyebutnya nomofobia, rasa takut berlebihan jika kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler (ponsel).


Menurut riset yang dilakukan oleh SecurEnvoy, yang memiliki spesialisasi dalam password digital, sekitar 66 persen pemilik ponsel mengalami nomofobia. Yang dikhawatirkan oleh para penderita fobia ini adalah ketinggalan berbagai info terkini jika ponsel mereka tidak ada.

Sebenarnya nomofobia tidak terlalu mengejutkan. Sekarang ini sulit menemukan orang yang tidak memegang ponsel saat mereka berjalan, duduk di cafe, bahkan saat menyetir kendaraan. Menurut survei, rata-rata orang mengecek ponsel mereka 34 kali dalam sehari. Kehilangan ponsel, bagi mereka, seperti kehilangan sahabat terbaik dalam hidup.

Sabtu, 14 April 2012

Musik dan Dampaknya Bagi Kesehatan

 Selagi aku sedang pusing-pusingnya dengan skrips, aku menyempatkan diri untuk sedikit-banyak bercerita tentang hal-hal baru. Salah satunya musik.

Musik, bukanlah sesuatu yang asing lagi tentunya bagi kita. Banyak orang yang mempelajari musik. Menikmati musik. Mengomentari musik dan bahkan melakukan penelitian tentang musik. Berhubung aku adalah salah satu orang yang tidak bisa terlepas dari musik, jadi aku menshare-kan sedikit tulisan ini.

Aku menyukai hampir berbagai jenis musik, tapi tetap saja, semua musik itu harus sesuai dengan selera dan moodku. Namun, setelah ditilik lebih jauh, ternyata musik juga memiliki dampaknya bagi kesehatan kita. Nah, yuk.. sama-sama kita lihat.. ^-^

Dampak Jenis Musik terhadap Kesehatan

1. Musik klasik
Tidak perlu diragukan lagi, alunan nada yang merdu dan sangat harmonis pada jenis musik klasik seperti Mozart sangat ampuh meredakan stres sekaligus meningkatkan kecerdasan. Sebuah studi di Hong Kong menunjukkan, belajar sambil mendengarkan musik klasik bisa menngkatkan prestasi belajar pada anak-anak usia 6-15 tahun.

Bukan hanya pada anak-anak, manfaat mendengarkan musik klask bahkan bisa dirasakan oleh janin di dalam kandungan. Terbukti pada masa kini, banyak ibu hamil rela memasangkan head set di perutnya supaya

Jumat, 13 April 2012

Tidur dan Berbicara dalam Tidur


Tidur adalah keadaan istirahat alami pada manusia, selain itu juga terjadi pada manusia. Tidur merupakan hal yang penting dalam kesehatan. ketika seseorang sedang tidur, tanda-tanda kehidupan seperti kesadaran, impuls, dan frekuensi pernapasan mengalami perubahan.  saat kita berada dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motor dan sensori untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang

Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium. Didalam ilmu kedokteran ilmu yang mempelajari gangguan tidur disebut sebagai somnologie.

Orang dulu bilang, mengigau ketika tidur ialah refleksi kehidupan tersembunyi. Mitos itu kadang hingga sekarang masih dianggap benar. Kita mungkin masih saja menyaksikan pasangan atau anggota keluarga yang berbicara sendiri ketika tidur. Biasa disebut juga mengigau, sebuah aktivitas vokalisasi ketika tertidur, dapat berupa kata-kata atau bunyi-bunyian saja.

Kamis, 12 April 2012

Review Book : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ~ Tere Liye dalam Perspektif Psikologi

" Daun yang jatuh tak pernah membenci angin".

Ketika pertama sekali aku mendengar judul buku ini, ada sesuatu yang terbersik dalam hati. tentang sebuah keikhlasan dan ketulusan. Tapi saat itu aku belum mengerti, apa yang dimaksud dalam buku ini.

Awalnya, melihat cover buku ini, entah mengapa aku seperti menemukan sebuah kekuatan tentang seseorang yang pergi meninggalkan dan tentang sebuah perjalanan hidup yang harus diterima.

Buku ini sendiri memiliki sampul buku yang berwarna hijau, di depannya terdapat gambar lukisan abstrak selembar daun yang tertulis judul buku tersebut. Sedangkan di bagian belakang covernya terdapat dua lembar daun yang aku rasa itu jatuh, dan berlubang yang latar belakangan dengan warna coklat yang buram. hm... covernya saja sudah menunjukkan gambaran ketulusan, tentang warna-warna yang tidak dipertegas. Gambaran tentang daun yang berlubang dan jatuh, yang tidak pernah meminta situasi mengubahnya. Ada juga warna tulisan judul ini yang berwarna putih. Menurutku,buku ini benar-benar mengajarkan ketulusan.

Hal lainnya yang kemudian membuatku semakin jatuh cinta dengan buku ini adalah kata-kata yang dipilihkan oleh penulisnya sebagai pembuka bagi siapa saja yang hendak membeli buku ini. Sinopsisnya!

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu
dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan,
tempat berteduh, sekolah, dan masa depan yang lebih baik.

Kamis, 22 Maret 2012

Offender Profiling

Offender Profiling
     Offender profiling is the inferring of an offender’s characteristics from his or her crime scene behaviour. For example, a profiler might try to infer a criminal’s age, gender or employment history from the way he or she has behaved during a crime. People who is the criminal can to be from of are chidren, younger, adult or the erderly.
Offender profiling is typically used with crimes, include:
-          Where the offender’s identity is unknown and with serious types of crime, such as murder or rape.
-          They likely to work on crime series, which are collections of crimes that are thought to have been committed by the same offender.

Selasa, 13 Maret 2012

Criminal of Psychology

Definition of Criminal Psychology
The first time when criminal psychology grow up, criminal psychology are know is ‘that branch of applied psychology which is concerned with the collection, examination and presentation of evidence for judicial purposes’ (Gudjonsson and Haward 1998, p. 1). It seem like as an investigation of case in psychology and that going to court to deal the case.
And then, with the growth in the last quarter of a century, criminal psychology also know to be a studied criminal psychologists in the assessment and treatment of offenders following their sentencing. And then, some of American Psychologist said that criminal psychology is the legal system to can be involved in all areas of the judicial process.
In 1981 Professor Lionel Haward, one of the UK’s founding fathers of criminal psychology, described the four roles that psychologists may perform when they become professionally involved in criminal proceedings. These are:

Sabtu, 10 Maret 2012

3 Secret of Happiness

Happiness Is Simply Ignoring The Bad Things In Life

Happiness Is Simply Ignoring The Bad Things In Life
Not everything is going to kill you. Well some things might, but it’s best if you don’t know about them.






















We all know that money can’t buy happiness … but many times we act as if we’d be happier with a bit more money. We are conditioned to want to be rich (when we know the rich aren’t happy either); we are trained to want the latest gadget or style that television tells us to want; we want to earn more money because then we’ll have the good life.

But none of that will bring us happiness. No matter how much we earn, no matter how much we have in the bank, no matter how nice our clothing or cars or toys, none of it will make us happier. And the sad thing is that it could take us decades of pursuing wealth and luxury items before we realize this.

Senin, 16 Januari 2012

Glossophobia, Phobia berbicara di depan umum

Glossophobia atau ketakutan berbicara di depan umum, adalah sangat umum terjadi. Siapa yang pernah mengalaminya? :)

Beberapa ahli memperkirakan sebanyak 75% dari populasi memiliki beberapa tingkat kecemasan tentang berbicara di depan umum. Tentu saja, banyak juga orang yang mampu mengelola dan mengendalikan rasa takut ketika tampil di depan umum. Jika rasa takut cukup signifikan dan sebabkan masalah dalam pekerjaan, sekolah atau hubungan sosial, bisa saja kamu mengalami fobia ini. Sebagian besar karir melibatkan bicara di depan umum, misalnya berpartisipasi dalam pertemuan untuk memberikan presentasi kepada klien. Jika kamu fobia parah, kamu mungkin akan tidak mampu melakukan tugas-tugas yang diperlukan.

Selain itu, Glossophobia adalah bagian dari fobia sosial, atau takut pada situasi sosial. Orang dengan glossophobia tidak ada gejala fobia sosial, misalnya takut bertemu orang baru atau takut melakukan tugas di depan orang lain. Kenyataannya, banyak orang dengan glossophobia mampu menari atau menyanyi di panggung, asalkan mereka tidak perlu bicara. Demam panggung adalah pengalaman yang relatif umum pada mereka dengan glossophobia. Seseorang dengan kepribadian introvert belum tentu orang yang Glossophobia. 

Glossophobia dapat berhasil diobati dalam berbagai cara. Salah satu yang paling umum adalah cognitive-behavioral therapy. Kamu akan belajar untuk melawan rasa takut dengan melakukan positive self-talk. Kamu akan mempelajari teknik-teknik relaksasi dan apa yang harus dilakukan ketika kamu mengalami serangan panik. Kamu akan secara bertahap menghadapi ketakutan itu dalam lingkungan yang aman dan terkendali.

Selanjutnya, dengan membangun kepercayaan diri dalam kemampuan kamu untuk berbicara di depan umum dapat mengurangi kecemasan kamu. keberhasilan mengatasi kecemasan tampil di depan umum tidak bisa diraih dalam semalam. Ada waktu dan proses yg harus dilalui. Selain itu, teknik visualisasi juga dapat digunakan dalam menangani phobia ini.

Selasa, 29 November 2011

Aceh Cyber City-Psikologi Komunitas

A.   Background of Study
That is one article that was published in Aceh. The article explains about how the process of Banda Aceh become as cyber city. In Aceh, the beginning cyber city is after the tsunami disaster. The number of developments that were undertaken in various sectors make the internet more easily available throughout the province.
In the beginning, the Internet is only in the internet stations which are available in certain places. But then, after the tsunami disaster internet then appeared in offices and

Empati-Martin L. Hoffman


Pengertian Empati- Martin L. Hoffman
Empati diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan diri dalam perasaan atau fikiran orang lain, tanpa secara nyata harus terlibat dalam perasaan atau tanggapan orang itu. (Powell : 1983, Feshbach dan Roe : 1968, Hoffman : 1977)
Dalam perkembangannya, empati sudah ada sejak usia awal, yang ditunjukkan melalui reaksi fasial, kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan pertambahan usia (Levine dan Hoffman, 1975), elaborasi kognisi (Hoffman, 1976). Jika dalam perjalanannya ternyata antara satu orang dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam memberikan atau menerima reaksi empati, hal itu dikarenakan oleh (a) perbedaan jenis kelamin, (b) perbedaan self esteem dan (c) tuntutan keluarga.
Penelitian yang dilakukan oleh Maccoby dan Jacklin (1974) menunjukkan bahwa pada usia awal perkembangan anak laki- laki lebih banyak menunjukkan sikap empati dari pada anak perempuan. Namun demikian, seiring dengan perkembangannya perempuan lebih banyak menunjukkan empati dari pada laki-laki.
Empathy is the ability to take another’s emotional perspective and to ‘feel with’ that person, or respond emotionally in a similar way” (Berk, 2009).
Selain itu, empati juga diartikan sebagai kemampuan untuk mendalami emosi individu lain, merasai apa yang dirasainya dan kemampuan untuk respon dalam keadaan diri mempunyai perasaan/emosi yang sama seperti individu berkenaan.

Martin L Hoffman

Biografi
Martin L. Hoffman merupakan seorang Profesor Psikologi di Amerika dan Profesor Emeritus Perkembangan Psikologi dan Klinikal di Universiti New York. Hoffman mendapat pengajian ijazah pertama di dalam bidang kejuruteraan elektrik di Universiti Purdue pada tahun 1945. Beliau kemudiannya memperoleh Ijazah Sarjana Psikologi di Universiti Michigan pada tahun 1947 dan mendapat Doktor Falsafah Psikologi Sosial di universiti yang sama pada tahun 1951. Pada tahun 1960-an, beliau telah menjadi editor Jurnal Perkembangan Psikologi dan menyelia penukaran daripada surat berita kepada jurnal akademik. Beliau juga merupakan ahli di dalam Persatuan Amerika untuk Kemajuan Sains dan Persatuan Psikologi Amerika.
Hasil kajian beliau sebahagian besarnya mempunyai kaitan dengan perkembangan empati dan hubungannya dengan perkembangan moral. Kajian beliau juga turut menyentuh mengenai bidang-bidang seperti empati, simpati, perasaan bersalah dan perasaan keadilan. Beliau  telah mengemukakan teori berkaitan dengan empati yang melibatkan aspek perasaan moral. Teori ini bukan sahaja melihat kepada aspek keputusan, penaakulan dan tingkah laku moral tetapi juga melibatkan perasaan dan emosi seseorang.
Hoffman juga ada menerangkan perlakuan sosial iaitu perlakuan yang biasanya akan dilakukan oleh seseorang mempunyai sikap empati di dalam diri. Perlakuan sosial dan empati amat berkait rapat dalam perkembangan moral seseorang individu.


Telaah Psikologi Moral- Perilaku Menyontek


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Saat ini, kata menyontek bukanlah hal yang asing lagi dalam kehidupan seorang pelajar dan mahasiswa. Setiap orang tentunya ingin mendapatkan nilai yang baik dalam segala hal, baik dalam hal kehidupan, karir dan pendidikan. Pendidikan adalah salah satu hal yang menjadi tonggak ukur kesuksesan seseorang. Dalam hal ini, setiap pendidikan membutuhkan adanya tindakan evaluasi yang sebelumnya adanya ujian. Ujian adalah salah satu hal yang menjadi keinginan setiap orang untuk berhasil. Sehingga saat ini, menyontek selalu dikaitkan dengan tes atau ujian.
Beberapa orang memandangnya sebagai sesuatu yang wajar dan biasa terjadi, dan sebahagian lainnya menganggap menyontek adalah perilaku yang tak baik dan merupakan hal yang serius. Dunia pendidikan sering sekali mengalami masalah menyontek di kalangan muridnya. Hal ini terjadi dikarenakan oleh orientasi seorang siswa yang hanya mencari nilai yang tinggi sahaja, tanpa menilai kembali tentang kemampuan lainnya yang juga berkait dengan kemampuan anak, seperti psikomotorik dan afektif.

Rabu, 03 Agustus 2011

Kualitas Persahabatan (Quality of Friendship)


Manusia adalah makhluk sosial yang yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Melalui adanya kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia menjalin hubungan pertemanan bahkan persahabatan (Atoshoki dalam Purwanita, 2010). Persahabatan merupakan hubungan yang membuat dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dengan berbagai situasi, tidak mengikutkan orang lain dalam hubungan tersebut dan saling memberikan dukungan emosional (Baron & Byrne, 2009). Terdapat peningkatan yang dramatis dalam kadar kepentingan secara psikologis dan keakraban antarteman dekat pada masa awal remaja (Santrock, 2008).


Sebuah penelitian menyatakan bahwa sebuah hubungan kualitas persahabatan yang positif memiliki prediktor negatif yang signifikan yaitu resolusi konflik, dan perilaku yang kurang matang (Lansford, Kupersmidt & Coie, 2006).  Konflik adalah fenomena tidak dapat dihindari dalam setiap hubungan dekat (Hartup & Shantz, dalam Parker, 2011).
Selain itu, menurut Berndt (2002) terdapat ciri-ciri persahabatan yang positif dan negatif sebagai kualitas persahabatan (Quality of Friendship). Ciri-ciri yang tinggi Quality of Friendship yang tinggi adalah pembukaan diri (self disclosure), Keakraban (intimacy), self esteem support, kesetiaan (loyality) dan perilaku prososial (prosocial behavior). Sedangkan ciri negatif dari Quality of Friendship adalah persaingan dan konflik (Berndt, 2002)

a. Pengertian Kualitas Persahabatan (Quality of Friendship)

Total Pageviews