rel='shortcut icon'/>

Sabtu, 06 Agustus 2016

Pusing

Kepala saya pusing. Seakan berputar-putar.  Kalau saya mengingat begitu banyak kerjaan yang belum selesai.
Saya tipikal yang tidak bisa bekerja kalau bukan di rumah. haha...
Masih banyak kebingungan juga disana-sini.



Senin, 01 Agustus 2016

Positif Emosi : Bersyukur

Mengenal rasa syukur

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk bisa menambah membuat kita untuk terus berada dalam rasa bersyukur. dalam ilmu psikologi bersyukur atau kebersyukuran disebut dengan gratitude.   
Gratitude (rasa bersyukur) memiliki banyak manfaat baik terutama dalam meningkatkan emosi positif. pada dasarnya ketika kita merasa bersyukur, maka kita sedang membangung sebuah konstruksi kognitif atau pemikiran yang kemudian memiliki pengaruh terhadap emosi dan perasaan yang kita rasakan. 
Sederhana sekali bukan? :)
Salah satu pakar ilmuwan Emmons (2004) yang membicarakan gratitude mengatakan bahwa kebersyukuran ditandai dengan kemampuan mengubah respon emosi terhadap suatu peristiwa sehingga menjadi lebih bermakna.  
Karena gratitude adalah salah satu bentuk dari emosi positif maka dengan semakin sering seseorang bersyukur maka pengalaman positif yang akan menambah memori positif akan semakin banyak (recollective). dengan demikian, perasaan positif dan bahagia akan dapat menghadapi perasaan tertekan dan depresif. Nah, itu semua sudah dijelaskan juga oleh McCullough, Kimeldof, & Cohen pada tahun 2008.

Minggu, 01 Mei 2016

Mei yang Dinanti

Sore ini langit mendung. Tapi tidak setitikpun air hujan yang turun. Langitpun tampak kelabu dan tampak tidak indah. Saya masih saja di kamar kos kecil ini. Tidak ada hal yang special hari ini. Hanya duduk, bangun, tidur, menonton, membaca lalu mengerjakan tugas. Sederhana. Rutinitas. 

Sore ini langit mendung. Tapi terkadang matahari dua tiga kali malu-malu menatap ke bumi. Semalam saya memutuskan untuk menyelesaikannya. Semuanya. Meskipun akhirnya memilih untuk menyelesaikannya sebagian. Setidaknya ini satu langkah untuk bisa bertahan di sisi Tuhan. 

Bye (!)



Bye. 
Semoga kita bertemu lagi di waktu yang baik dan tepat. 



Bye. 
Semoga melodi yang pernah ada jadi cerita. 

Mengantar jalinan-jalinan yang lebih kuat di kemudian hari. 

Bye. 

Semoga yang ada dulu menjadi ilusi dan delusi. 
Perlahan-lahan merasuki jiwa.
Menata  fragmen yang kosong bersama Ilahi.  

Bye.

Semoga kamu sehat. 
Kamu kuat. 

Kamu hebat. 
Kamu luar biasa.

Sabtu, 30 April 2016

Monolog Hati (2) : Dibutuhkan

Dalam hidup ini, pada hakikatnya. Semua orang ingin dibutuhkan. Karena dibutuhkan itu adalah suatu hal yang menjadi alasan mengapa kita hidup. Jika tidak dibutuhkan lagi, maka seseorang akan mati. Oleh sebab itu semua orang akan menjadi gelisah apabila mereka tidak lagi dibutuhkan. 

Begitu juga dengan dokter. Pada dasarnya dokter ada dan tetap bertahan karena ia dibutuhkan sehingga dokter tetap 'hidup' disekitar kita.


Begitu juga dengan alasan orang lain melakukan sesuatu. Pernah melihat seseorang yang dipensiun. Dia akan berubah menjadi seseorang yang tidak berharga karena merasa tidak dibutuhkan lagi. 

Bagaimana denganmu? Masihkan kamu merasa dibutuhkan atau tidak...  

Monolog Hati (1) : Kita dan Masa Lalu

Dia. 

Gadis itu cantik. Matanya bulat dan terkadang pipinya menjadi merah merona. Hari itu dia menangis di depanku hingga dapat kurasakan air matanya membasahi kerudungku. Ku dengar sesekali dia memukul-mukul dadanya dengan kepalan tangan kirinya.  Kerudungnya yang panjang telah lama basah oleh air matanya. 

"Rasa sesak sekali, mbak.. aku ingin menjadi anak yang shalehah, tapi kenapa aku tidak bisa melupakan kejadian itu"


Rabu, 30 Maret 2016

Alhamdulillah

Alhamdulillah, ya Allah.
Engkau memberikan aku sedikit waktu untuk merasa bagaimana sakit itu, bagaimana sedih itu dan bagaimana ditinggalkan.

Karena dari itu. Aku dapat menyadari bahwa bahagia itu dari-Mu, milik-Mu.
Bahwa syukurku ini tidak cukup hanya dalam sajadah-Mu.
Bahwa kesenangan sejati itu hanyalah bersama-Mu.

Alhamdulillah, ya Allah.
Jadikanlah aku bagian dari kebahagiaan orang disekitarku.
Buatlah aku menjadi obat rasa bagi mereka yang membutuhkan.

Maka cukupkanlah aku, menjadikan diri-Mu sebagai obatku.

Sabtu, 26 Maret 2016

Kotak Kecil Sepi

Kotak kecil sepi. Sepi penulis. Sepi tulisan dan juga sepi pengunjung. Haha. Ya.. wajar saja, belakangan saya merasa sulit untuk menulis hal yang sederhana dan lebih banyak menghabiskan diri dengan tugas kuliah.
Teman-teman saya banyak yang bertanya, bagaimana kuliah di sana? Seru? dan juga pertanyaan klasik, apa kamu sudah bisa baca pikiran manusia?. Biasanya saya hanya tersenyum atau meringis di dalam hati sebari merasa bingung.
Awalnya saya tidak pernah berfikir akan kuliah di sini. Hanya membuat planning untuk kuliah di negara lain dengan incaran toefl dan beasiswa. Hal itu bukan karena saya memang berkeinginan kuliah di luar negeri, tapi karena kuliah di luar negeri akan mendapatkan beasiswa. Maklum saja, saya sendiri harus berbesar hati karena bunda adalah seorang single parent saat ini.
Sejak dulu, sebelum saya memutuskan mengambil S1 psikologi, saya sudah mengetahui dan fokus akan keinginan saya untuk bisa menjadi psikolog. Bahkan saya juga mengetahui ada S2 profesi yang harus dilanjutkan jika ingin menjadi psikolog. Namun akhirnya saya hanya mampu mengubur keinginan tersebut mengingat kondisi keluarga saya.

Rabu, 27 Januari 2016

Menjadi Orangtua

Saya memulai tulisan ini dengan beberapa kali edit dan edit lagi. Saya bingung dan takut untuk bisa memulainya. Rasa takut akan menggurui dan menjadi tempat 'curhat' membuat saya menjadi ragu dalam menulisnya. 

Sekarang saya di sini. Saya memilih satu sudut di kampus psikologi sambil menuliskan tulisan ini. Saya suka sudut ini. Sepi, tidak banyak orang yang berlalu-lalang dan ada taman kecil yang tidak hijau disampingnya. Lebih tenang dan damai. 


Menjadi Orangtua

Jujur saya tidak terlalu paham bagaimana menjadi orangtua. Bagaimana menjadi orang tua yang baik dan membuat anak menjadi sahabat dan bisa membuat anak menjadi bahagia. Hanya saja, saya cukup bisa merasa bahwa ayah dan bunda memberikan saya waktu yang berharga dan membuat saya menjadi seseorang yang menghargai tentang setiap rasa yang saya miliki. Sakit, senang, cemburu, bahagia, sedih, terharu, ataupun kecewa dan marah.

Hal yang saya tahu bahwa bunda saya pernah menari dan bernyanyi di depan saya tanpa rasa segan, pernah mengingatkan saya jika saya salah. Bahkan bunda pernah memeluk saya ketika saya sedih dan kecewa. Satu hal yang selalu tidak pernah ia luput lakukan adalah mendoakan saya dan saudara kandung saya di setiap waktu sepertiga malamnya. 

Kamis, 21 Januari 2016

Sore Hujan di Januari

Di sini hujan. Sore di Januari ini.

Saya rasa sudah cukup lama untuk tidak menulis dan tidak membahas banyak hal di blog ini. Sebenarnya rasa ingin menulis selalu saja muncul. Tetapi entah kenapa terkadang saya harus dihadapkan oleh kesibukan lainnya yang mungkin tidak terlalu penting.

Sore ini, di depan saya terdapat laptop lain dan ransel lainnya. Sudah setahun. Itu waktu yang lama. Banyak hal yang berubah dan banyak pula yang menjadi target-target baru dalam hidup saya. Bahkan hal yang tidak pernah saya rencanakan sebelumnya menjadi kenyataan. Layaknya perkuliahan di kampus saat ini.

Saya tidak pernah berfikir untuk sampai di Kota Yogyakarta ini dan berkuliah di sini. Hanya berencana mencari beasiswa dan harus berpuas diri mencapai gelar master. Namun akhirnya, Allah mengabulkan mimpi yang tertanam di hati saya.

Total Pageviews