Kotak kecil sepi. Sepi penulis. Sepi tulisan dan juga sepi pengunjung. Haha. Ya.. wajar saja, belakangan saya merasa sulit untuk menulis hal yang sederhana dan lebih banyak menghabiskan diri dengan tugas kuliah.
Teman-teman saya banyak yang bertanya, bagaimana kuliah di sana? Seru? dan juga pertanyaan klasik, apa kamu sudah bisa baca pikiran manusia?. Biasanya saya hanya tersenyum atau meringis di dalam hati sebari merasa bingung.
Awalnya saya tidak pernah berfikir akan kuliah di sini. Hanya membuat planning untuk kuliah di negara lain dengan incaran toefl dan beasiswa. Hal itu bukan karena saya memang berkeinginan kuliah di luar negeri, tapi karena kuliah di luar negeri akan mendapatkan beasiswa. Maklum saja, saya sendiri harus berbesar hati karena bunda adalah seorang single parent saat ini.
Sejak dulu, sebelum saya memutuskan mengambil S1 psikologi, saya sudah mengetahui dan fokus akan keinginan saya untuk bisa menjadi psikolog. Bahkan saya juga mengetahui ada S2 profesi yang harus dilanjutkan jika ingin menjadi psikolog. Namun akhirnya saya hanya mampu mengubur keinginan tersebut mengingat kondisi keluarga saya.
Tapi ternyata Allah berkata lain, saya akhirnya bisa berkuliah di profesi klinis sesuai dengan harapan saya dulu dan bahkan saat ini sudah di semester dua. Namun... lucunya, saya saat ini.masih saja merasa terheran-heran dengan apa yang terjadi di dalam hidup saya.
Berawal dari kepergian ayah, saya merasakan adanya goncangan di dalam keluarga. Rasa cemas dan takut sering menghampiri keluarga kami dan juga.. kerinduan. Lalu tiba-tiba Allah mengirimkan saya untuk bisa berkuliah di Malaysia dan belajar hal yang baru di sana.
Saya merasa ketika akan ke Malaysia maka saya akan menemukan banyak hal baru di sana dan memiliki pengalaman yang luar biasa di sana. Karena saya hanya anak dalam tempurung yang tidak pernah kemana-mana.
Dan ternyata, dugaan saya benar dan saya benar-benar menemukan banyak hal baru di sana. Saya menemukan sosok siapa itu sahabat dan siapa teman itu. Saya belajar untuk bisa mencintai diri sendiri dan menghargai diri saya, saya belajar bagaimana itu rasa sakit, kecewa, marah dan putus asa. Seingat saya, hampis setiap hari saya menangis dan berdiam diri. Saya menarik diri untuk tidak berinteraksi dengan orang lain (psikologi menyebutnya: antisosial), bahkan saya sempat tidak lagi percaya dengan orang lain. Dan hari ini saya baru menyadari sesungguhnya bawa itu semua adalah tanda-tanda depresi. Haha.. well, ternyata saya termasuk pasien yang menyembuhkan dirinya sendiri.
Di sisi lain, saya juga mulai mengenal bagaimana interaksi dengan lawan jenis. Dan itu menjadi suatu pengalaman yang cukup baik hingga baru beberapa waktu ini, saya menyadari rasa yang miss saat itu.
Tak hanya itu, saya sempat bekerja di sana sini, aceh dan malaysia, menjadi asisten researcher, memulai lupa dengan teori psikolog, belajar toefl yang tidak pernah naik-naik scorenya dan akhirnya berakhir di yogyakarta sebagai mahasiswi di sini.
Eh, udah overlaps ya? Hehe maaf ya.. kebetulan saya membuat tulisan ini dari HP dan membuat saya seperti lupa diri.
Namun, saya merasa bahwa kuliah sini membuat saya merasa lelah. Saya merasa lelah dengan fisik saya dan juga psikis. Psikis-lah membuat saya jauh lebih lelah dibandingkan dengan fisik yang harus bertahan dengan tugas dan tugas, jurnal dan jurnal, praktek dan praktek. Saya dan teman-teman digodok untul bisa 'menyembuhkan' diri kami sendiri. (Yang mungkin kisahnya akan saya ceritakan di lain waktu). Yang sering membuat kami tidur nyenyak di malam hari dan sering dikunjungi oleh air mata. Namun demikian, ada hal lain yang juga saya pelajari.
Saya paham bahwa kita memiliki banyak keinginan dan harapan, seperti saya yang memiliki keinginan untuk bisa kuliah dengan beasiswa kembali, namun Tuhan tentu lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan. Karena mungkin Tuhan tahu bahwa mungkin saya akan lupa ada tanggung jawab yang lebih besar dengan beasiswa itu.
Selamat belajar hidup. Semoga Allah menguatkan pilihan kita. :)
Kotak kecil masih sepi dan penulisnya baru saja menulis...
Haiii Kak rahmah. Masih di upsi kah?
BalasHapusAkhrnya kotak kecilnya ada pngunjung. 😀
Hai dewi.. enggak, sekarang sudah di yogyakarta :)
BalasHapusDewi apa kabar? Sudah selesai di Malaysia studi-nya?
Thanks sudah berkunjung :)