rel='shortcut icon'/>

Sabtu, 29 September 2012

Ketika Allah Mengajarkan Kita

Allah swt itu punya cara tersendiri.
Bagaimana mengajarkan hamba-Nya tentang kehidupan.
Jikalau orang mengatakan Allah mengajarkan kita dari ujian.
Maka sesungguhnya, ujian itu muncul dari diri kita sendiri.

Kalau dulu kita pernah meminta pada Tuhan.
"Allah, anugrahkan aku sebuah kehidupan yang baik".
Maka Allah memberikan kita posisi di dalam dua kehidupan.
Antara sesuatu yang bersumber dari kebaikan dan keburukan.
Mengapa?
karena Ia ingin kita tidak hanya cukup mendapatkan, tapi juga mengenalnya.

Jika dalam sujud kita, kita meminta Allah untuk dijadikan pribadi muslim.
"Allah, Jadikan aku termasuk orang-orang yang bertakwa"
Maka jangan salah sangka, jika nanti kesabaran dan keikhlasan itu di coba.
Karena keduanya itu milik seseorang yang bernama Ketaqwaan.

Kadang kala, Kita juga meminta pada Allah
"Allah, aku ingin berubah menjadi lebih baik, agar mendapatkan seseorang yang baik"
Tentu saja Ia akan memberikannya.
karena itu janji-Nya.
Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, begitu juga sebaliknya.
Namun, coba tanyakan pada dirimu kembali.
Adakah niat itu karena Allah?
Tidak ada satupun perjumpaan yang terindah, kecuali memandang wajah-Nya yang bertahta di Arsy.

Mungkin.
Pernah suatu ketika, kita pernah berkata pada seseorang.
"Aku mampu menjaga diriku"
serta, adanya pembenaran dari sebuah kata-kata orang lain.
"iya, itu benar"
atau mungkin.
berkata yang baik, mengingatkan.
Lalu...
Ingatkah kita?
Bahwa setiap perkataan itu akan dimintai pertanggung jawaban?
Ada masanya. Kata-kata itu akan kembalikan situasinya pada kita.
Adakah kata-kata itu masih bertahta di hati kita?

Positif dalam berfikir itu boleh saja,
Namun adakah ia Syari'?
"Jika iman itu sudah bertahta dalam hati dan merindukan ketaqwaan. Maka tidaklah ia akan lagi melanggar syariah milik Tuhan-Nya. Adakah ketakutan pada Allah itu muncul?"

Seseorang pernah bertanya padaku.
"apa yang sedang kamu lakukan?"
Lalu, aku hanya mampu tersenyum, dan berkata:
"Biarlah, orang lain menganggapku salah dalam bersikap, namun benar dalam pandangan Allah swt. Wajahku ini tidak mempunyai banyak warna, hanya senyum, tawa dan air mata"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews