rel='shortcut icon'/>

Rabu, 12 September 2012

Tempurung *Part 2

Jari ini menjadi kaku.
Tidak lagi tahu, apa yang seharusnya tertulis.
Rasa ini menjadi hambar.
Tidak lagi kental seperti dulu.

Ingin mendeskripsi apa yang tertera
Setidaknya, ada sebuah kisah yang bisa dinobatkan Tuhan sebagai bukti
Campur aduk, kata mereka.
Ada pepatah Tuhan, Baik-baik


Tempurung itu kini menutup
tertelungkup
Diam. Terkekang. tersayat
Ada bilang, sayapnya patah.
Karena ada dosa milik orang tercapai karenanya.

Suara itu menjadi siaran berita yang menjemukan.
Layaknya amukan pedagang di pasar
Kata mereka, Itu akan berlalu.
Tapi, Serangkai bunga itu hancur.
Percaya Tuhan saja, cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews