Beberapa waktu yang lalu aku disibukkan oleh mimpi dan hebarnya lagi, mimpi itu berhasil menghipnotis dan memakan beberapa waktuku. Mulai dari makan pagi, nonton film korea, bawa motor ke kampus, bawa motor jalan-jalan, mandi 2 kali sehari, sampai aktifitas sebelum tidur lainnya. Ya.. kalau dengan kata lain, mimpi itu bikin galau. haha.. Alhasil, blog ini terbengkalai sampai beberapa abad karena aku milih gak banyak-banyak curhat, apalagi tentang mimpi.
Tapi, akhirnya aku berfikir kembali (kemarin-kemarin pikirannya di simpan dalam kotak), bahwa aku harus menuntaskan tentang mimpi yang galau itu. haha. Salah satunya adalah dengan menulis (nantikan tulisannya)
Banyak orang yang aku tanyakan perihal mimpi dan kenyataan dan beberapa suggest teman-temanpun mulai aku lakukan. dan akhirnya aku sedikit demi sedikit mengurangi kondisi galau mimpi. haha.
But, aku bukan mau cerita tentang mimpi aku, tapi tentang mimpi, kenyataan dan psikologi mimpi. Oke, ini dia!
Psikologi: Mimpi
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar dimana terjadi komunikasi antara tubuh, pikiran dan jiwa kita saat kita dalam kondisi relaks atau tidur. Sejatinya, sepanjang waktu kita bermimpi meskipun sedang dalam kondisi sadar dan terbangun, namun proses tersebut terjadi di alam bawah sadar, sehingga kadang kita tidak menyadari bahwa kita tengah bermimpi.
Beberapa pakar psikologi menyebutkan bahwa mimpi merupakan proses dimana adanya keinginan-keinginan yang belum kita lakukan pada saat kita sedang dalam kesadaran. Sehingga kita akan cenderung untuk merepress mimpi tersebut dalam alam bawah sadar kita. Nah, alhasil kitapun ketika tidur akan me-recall kembali keinginan-keingina tersebut. Beberapa orang bahwa ketika sedang bermimpi ada yang sampai mengingau dalam tidurnya. But, That's okey, yang begituan gak bakalan termasuk dalam patologi dalam psikologi kok.
Pada dasarnya, semua orang akan mengalami mimpi mulai dari mereka yang bayi hingga mereka yang dewasa dan tua. Namun demikian, kebanyakan kita akan melupakan mimpi dan hal tersebut terjadi sebanyak 90 % dari total mimpi kita.
hal lainnya tentang mimpi, bahwa mimpi adalah kebanyakan pria akan cenderung bermimpi tentang pria lain, baik itu pria real atau imaginatif, sedangkan perempuan cenderung memiliki mimpi pria dan perempuan dalam jumlah yang sama.
Selanjutnya, mereka yang bermimpi akan lebih mudah untuk tidak mengalami gangguan secara emosi. Nah, hal ini menunjukkan bahwa ketika dalam keadaan tidak sadar akan me-release ketegangan, tekanan dan stress yang dirasakan olehnya. Sebab, mereka yang tidak mampu akan mengalami gangguan dalam berkonsentrasi, halusinasi, cepat marah-marah dan gangguan psikologi lainnya.
Nah, Berkaitan dengan kondisi fisik kita pada saat bermimpi, kita akan mengalami lumpuh tubuh yang disebut lumpuh layu temporery atau sementara yang disebabkan oleh hormon yang terdapat di dalam tubuh kita. Nah hormon ini akan menyebabkan pengiriman sinyal dari saraf ke tulang belakang, untuk tidak melakukan reaksi pada saat mimpi. Bayangkan aja, kalau seandainya kita sedang bermimpi tenggelam, apa yang terjadi?
Mimpi juga merupakan salah satu simbol dan kiasan dari cara otak menterjemahkan pesan-pesan yang masuk ke dalam mimpi kita, dan mimpi juga biasanya lebih kepada lokasi dan lingkungan yang kita kenali. Menariknya, gak cuma mereka yang normal bisa mimpi, tapi orang buta juga bisa memiliki mimpi.
Selanjutnya, mimpi terjadi ketika kita tidur dan adanya REM (Rapid Eye Movement) yang kemudian mengantarkan kita ke mimpi. biasanya mereka yang tebangun ketika dalam kondisi ini, akan lebih mudah dalam mengingat mimpinya.
Saya, Mimpi dan Kenyataan
Pada akhirnya, mimpi itu baik untuk psikologi kita, namun demikian berkaitan dengan kenyataan kita tidak pernah bisa memegang mimpi itu sebagai sebuah kenyataan atau refleksi dari masa depan. Sebab hanya Allah swt yang lebih tahu tentang apa yang terjadi pada diri kita di masa yang akan datang. Jadi...
Tapi, akhirnya aku berfikir kembali (kemarin-kemarin pikirannya di simpan dalam kotak), bahwa aku harus menuntaskan tentang mimpi yang galau itu. haha. Salah satunya adalah dengan menulis (nantikan tulisannya)
Banyak orang yang aku tanyakan perihal mimpi dan kenyataan dan beberapa suggest teman-temanpun mulai aku lakukan. dan akhirnya aku sedikit demi sedikit mengurangi kondisi galau mimpi. haha.
But, aku bukan mau cerita tentang mimpi aku, tapi tentang mimpi, kenyataan dan psikologi mimpi. Oke, ini dia!
Psikologi: Mimpi
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar dimana terjadi komunikasi antara tubuh, pikiran dan jiwa kita saat kita dalam kondisi relaks atau tidur. Sejatinya, sepanjang waktu kita bermimpi meskipun sedang dalam kondisi sadar dan terbangun, namun proses tersebut terjadi di alam bawah sadar, sehingga kadang kita tidak menyadari bahwa kita tengah bermimpi.
Beberapa pakar psikologi menyebutkan bahwa mimpi merupakan proses dimana adanya keinginan-keinginan yang belum kita lakukan pada saat kita sedang dalam kesadaran. Sehingga kita akan cenderung untuk merepress mimpi tersebut dalam alam bawah sadar kita. Nah, alhasil kitapun ketika tidur akan me-recall kembali keinginan-keingina tersebut. Beberapa orang bahwa ketika sedang bermimpi ada yang sampai mengingau dalam tidurnya. But, That's okey, yang begituan gak bakalan termasuk dalam patologi dalam psikologi kok.
Pada dasarnya, semua orang akan mengalami mimpi mulai dari mereka yang bayi hingga mereka yang dewasa dan tua. Namun demikian, kebanyakan kita akan melupakan mimpi dan hal tersebut terjadi sebanyak 90 % dari total mimpi kita.
hal lainnya tentang mimpi, bahwa mimpi adalah kebanyakan pria akan cenderung bermimpi tentang pria lain, baik itu pria real atau imaginatif, sedangkan perempuan cenderung memiliki mimpi pria dan perempuan dalam jumlah yang sama.
Selanjutnya, mereka yang bermimpi akan lebih mudah untuk tidak mengalami gangguan secara emosi. Nah, hal ini menunjukkan bahwa ketika dalam keadaan tidak sadar akan me-release ketegangan, tekanan dan stress yang dirasakan olehnya. Sebab, mereka yang tidak mampu akan mengalami gangguan dalam berkonsentrasi, halusinasi, cepat marah-marah dan gangguan psikologi lainnya.
Nah, Berkaitan dengan kondisi fisik kita pada saat bermimpi, kita akan mengalami lumpuh tubuh yang disebut lumpuh layu temporery atau sementara yang disebabkan oleh hormon yang terdapat di dalam tubuh kita. Nah hormon ini akan menyebabkan pengiriman sinyal dari saraf ke tulang belakang, untuk tidak melakukan reaksi pada saat mimpi. Bayangkan aja, kalau seandainya kita sedang bermimpi tenggelam, apa yang terjadi?
Mimpi juga merupakan salah satu simbol dan kiasan dari cara otak menterjemahkan pesan-pesan yang masuk ke dalam mimpi kita, dan mimpi juga biasanya lebih kepada lokasi dan lingkungan yang kita kenali. Menariknya, gak cuma mereka yang normal bisa mimpi, tapi orang buta juga bisa memiliki mimpi.
Selanjutnya, mimpi terjadi ketika kita tidur dan adanya REM (Rapid Eye Movement) yang kemudian mengantarkan kita ke mimpi. biasanya mereka yang tebangun ketika dalam kondisi ini, akan lebih mudah dalam mengingat mimpinya.
Saya, Mimpi dan Kenyataan
Pada akhirnya, mimpi itu baik untuk psikologi kita, namun demikian berkaitan dengan kenyataan kita tidak pernah bisa memegang mimpi itu sebagai sebuah kenyataan atau refleksi dari masa depan. Sebab hanya Allah swt yang lebih tahu tentang apa yang terjadi pada diri kita di masa yang akan datang. Jadi...
Tidak semua mimpi itu benar, boleh jadi dia hanya bagian dari serpihan-serpihan harapan hati dan pikiran.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadi langkah awal untuk move on dari mimpi galau. :)
Thanks buat : Kakak Asma yang cerewet bilang diam, Fithri Rahmadhani yang selalu ngajak move on, Bang Ilham dan kak Putri yang jadi pendengar setia. Carella Umami yang selalu ngasih ide segar. :)
Thanks buat : Kakak Asma yang cerewet bilang diam, Fithri Rahmadhani yang selalu ngajak move on, Bang Ilham dan kak Putri yang jadi pendengar setia. Carella Umami yang selalu ngasih ide segar. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar