rel='shortcut icon'/>

Rabu, 20 April 2011

Tentang Kepercayaan

Akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi padaku dan beberapa orang teman-teman terdekatku. diantara mereka ada yang mendekatiku ada pula yang menjauhiku. jika mereka mendekatiku, bagiku bukanlah sebuah hal yang masalah karena aku adalah seseorang yang bisa menerima siapa saja yang datang dan inigin menjadi temanku. namun, yang membuatku takut dan resah, jika mereka beranjak pergi dan meninggalkanku seperti yang terjadi pada setahun yang lalu karean masalah temanku dan keputusanku menjadi orang terdekat bagi satu orang saja.



Aku ingin bercerita tentang teman dan persahabatan. jika kita memiliki hubungan dengan orang lain tentunya didasari oleh sebuah kepercayaan. kepercayaan itu sendiri muncul bukan karena sesuatu yang instana tau bisa dengan mudah diberikan dan diterima oleh orang lain. karena ia adalah sesuatu yang mereka sebut dengan harga mahal.

Ada beberapa orang temanku yang memberikan sebuah perumpamaan tentang kepercayaan, kasih sayang dan perhatian. bagi mereka semua itu adalah sesuatu yang mereka sebut dengan kue. tapi, ada hal lain yang mereka bicarakan dengan saya, dengna cerita yang seperti ini.

suatu hari, kamu memiliki kue dan ingin kamu berikan pada tetanggamu. lalu kamupun ke rumah tetanggamu.ketika sampai di depan rumahnya, kamupun mengetuk-ngetuk pintu rumah tersebut dan sesekali memanggil nama tetanggamu. namun.. setelah cukup lama berdiri di depan rumah itu, tidaka da satupun orang yang keluar dan membukakan pintunya. lalu, temankupun bertanya tentang apa yang aku lakukan dan bagaimana perasaanku.

ketika pertanyaan itu muncul, akupun dengan mudahnya menjawab bahwa aku akan membawa pulang kembali makanan dan merasa biasa saja, toh besok juga bisa diberikan lagi.
kalau memang tetangganya tidak mau juga? apa yang kamu lakukan? tanya mereka

dengan mudahnya aku juga menjawab, ya sudah.. kapan-kapan berikan lagi, dan tetap dengan perasaan biasa saja tanpa perasaan sedih. lagipula, itu adalh sebuah niat baik yang kita miliki dan ingin kita berikan. biarkan Allah saja yang menilainya. itu kataku.

lalu, tak lama kemudian, merekapun berkata "selaamt siti... itu kamu, bukan kami.. kaau kue itu adalah kepercayaan yang kita tawarin untuk teman kita biar dia mau berbagi, tapi dia gakpernah mau berbagi bahkan malah membuat kita terus negative thinking maka mungkin kami akan menajuhi rumah itu, tapi semoga siti enggak jadi seperti kami nantinya." aku diam dan memikirkan cara bagaimana caranya temanku yang kini telah dijauhi oleh teman-temannya yang lain bisa tegak berdiri dan tidak merasa sedih. begitu juga denganku, yang aku harapkan tidak juga akan menjauhinya.

lalu, akupun meminta do'a dari mereka agar dia bisa menjadi orang yang tetap berprasangka positif. hingga alhamdulillah, sampai saat ini ia menjadi semakin lebih baik.

tapi, akhir-akhir ini maslaah yang dulu tiba-tiba muncul kembali. dia yang dulu dijauhi oleh temannya malah memilih untuk menjauhi temanku yang lain. jujur, aku mersa sedikit terkejut dan terdiam sesaat ketika pesan itu masuk dalam inbox-ku, seperti kembali ke masa lalu dan mungkin akan menjadi sedikit lebih berat masalahnya. lalu akupun memilih untuk menceritakan kembali padanya tentang kisah itu dan berharap dia bisa mengambil permasalahannya.

lalu, bagaimana tentang kepercayaan itu bagiku? beberapa hari yang lalu, kami sudah mulai disibukkan dengan berbagai macam tes yang mengukur tentang kepribadian seseorang. dan akhirnya aku tahu beberapa hal tentnag diriku, terutama tentang kepercayaan.

bagiku kepercayaan itu adalah sesuatu harga yang mahal dan jika ia hancur sekali, maka hilanglah semua hal yang pernah ada. bagiku, kepercayaan itu juga tidak muncul secara tiba-tiba tapi melalui sebuah proses yang panjang dan mungkin akan memakan waktu. tapi, ketika ditanya tentang kepercayaan untuk menceritakan masalah kita kepada orang lain, akan menjadi lebih mudah untukku.

aku adalah orang yang mudah dalam menceritakan masalah-masalahku, kecuali masalah keluargaku, karena bagiku butuh orang yang tepat untuk yang satu itu. mungkin begitu juga dengan orang lain yang sulit terbuka, karena mungkin masalah terbesarnya adalah keluarga. jadi, aku hanya perlu mendekatinya dan membantunya sebisa mungkin, tanpa memperdulikan apakah dia mau berbagi atau tidak. lagi pula, aku bukanlah orang yang sangat membutuhkan perhatian yang mendalam dari orang lain. dan pada akhirnya, akupun berkata bahwa kita sebaiknya memberikan kepercayaan kita kepada orang lain tapi jangan memaksakan orang lain untuk juga mempercayai kita secara penuh. ya,,, sulit memang. tapi itulah sebuah proses. mungkin menuju dewasa.

-------------------------------
---------------------------------
-------------------------------- (edit)

ya semoga bisa bermamfaat dan memahami orang lain agar bisa membantu setidaknya tidak perlu orang lain percaya secara penuh dengan kita, minimal kita hanya perlu membantunya sebisa kita karena menbantu orang lain itu akan membuat kita lebih nyaman, ketimbang harus menawarkan kepercayaan kepada orang lain.

Banda Aceh, 20 april 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews