rel='shortcut icon'/>

Jumat, 22 April 2011

LAPORAN REVIEW JURNAL : ORGANIZATIONAL CREATIVITY AND INNOVATION IN RELATION TO PSYCHOLOGICAL WELL-BEING AND ORGANIZATIONAL FACTORS


LAPORAN REVIEW JURNAL
ORGANIZATIONAL CREATIVITY AND INNOVATION IN RELATION TO PSYCHOLOGICAL WELL-BEING AND ORGANIZATIONAL FACTORS
 
A. REVIEWER
            Siti Rahmah
B. JENIS JURNAL
            Creativity Research Journal
C. PENELITI
            Farida Rasulzada (Lund University, Sweden) dan Ingrid Dackert (Malmo University)
D. TAHUN
            2009
E. VOLUME, NOMOR, DAN HALAMAN
            21 (2-3), 191-198
F. JUDUL
            Organizational Creativity and Innovation in Relation to Psychological Well-Being and Organizational Factors
G. PUBLISHER
            Taylor & Francis Group, LLC
H. AKSES
            15 Maret 2011
I.     JENIS PENELITIAN
            Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan penggunaan kuesioner.
J. MASALAH
            Masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kretivitas dan inovasi organisasi dalam kesejahteraan psikologis karwayan dan faktor organisasi. Studi ini mempelajari bagaimana mamfaat dari kreativitas organisasi bagi individu dalam hal kesejahteraan psikologis karyawan yang lebih baik. Kreativitas berbicara tentang produksi dari ide-ide dan imajinasi yang berguna dan inovasi telah didefinisikan sebagai keberhasilan dari implementasi ide-ide kreatif dalam suatu organisasi. Karena inovasi melibatkan kebaharuan dan kegunaan yang termasuk dalam kreativitas. Selain itu, masalah dalam penelitian ini adalah melihat bagaimana seseorang dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi organisasi dengan menghubungan faktor-faktor iklim organisasi sebagai organisasi untuk kreativitas.
K. DASAR  TEORI
            Dasar teori dalam penelitian ini berawal dari adanya pendapat bahwa meningkatkan tingkat kreativitas dan inovasi dalam organisasi tidak hanya menyebabkan adanya perubahan kreatif dan inovatif yang ada dalam organisasi tetapi juga membuat perubahan dalam individu dan perilaku mereka.
Kreativitas sering menyebabkan tantangan baru dan karenanya timbul pertumbuhan pribadi dan organisasi, bahwa kemungkinan besar akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis positif individu, dalam hal perasaan lebih bahagia, antusias, dan optimis (Amabile, 1996). Selain itu, Csikszentmihalyi (1997), mengusulkan adanya hubungan linier antara kreativitas dan inovasi. Individu yang sering mengalami kreativitas cenderung melaporkan adanya keadaaan yang positif secara keseluruhan dan terlibat dalam perilaku kreatif dan inovatif kemungkinan mengalami perubahan yang mempengaruhi orang tersebut terkait dengan kesejahteraan positif (Csikszentmihalyi (1999).
Pengukuran kesejahteraan dengan menggunakan Warr’s model (1990), bahwa kesejahteraan merupakan kombinasi dari kesenangan dan stimulasi, serta memiliki dua dimensi yang terpisah yaitu depresi antusiasme dan kecemasan kepuasan. Antusiasme dialami sebagai kombinasi kenikmatan tinggi dan gairah tinggi dan depresi yang dialami ketika ada kombinasi kesenangan yang rendah dan stimulasi yang  rendah. Warr (1990) membuat perbandingan antara konsep aspirasi dan depresi antusiasme, lalu menggambarkan aspirasi sebagai satu aspek dari individu yang sehat mental. Ketika tinggi aspirasi, individu terlibat dengan lingkungannya, sehingga termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah ada, melihat peluang baru dalam setiap situasi, dan mengambil tantangan signifikan. Perilaku yang individu tinggi menunjukkan aspirasi serupa dengan perilaku yang ditunjukkan oleh individu yang tinggi dalam antusiasme. Warr (1990) menemukan bahwa hubungan antara kedua aspek kesehatan mental sangat signifikan. Hal ini sesuai untuk Amabile (1996) dan Csikszentmihalyi (1997) dengan pemikiran tentang kreativitas menuju pertumbuhan pribadi dan organisasi.
Selain itu, terkait dengan faktor organisasi yang mempengaruhi kretivitas dan inovasi organisasi antara lain yang pertama iklim organisasi berupa bagaiman karyawan dapar mengikuti norma-norma dan nilai-nlai bersama dalam organisasi yang disajikan melalui perilaku dari karyawan (Landy & Conte, 2004). Iklim yang kreatif adalah memungkinkan bagi karyawan untuk terlibat menjadi lebih kreatif dan memiliki perasaan komitmen dalam organisasi (Ekvall, 1996; Swailes, 2000).
Faktor kedua merupakan iklim tim yang mengembangkan pemahaman tentang kreativitas dan inovasi organisasi (Gustafson, 1996). Selain itu, melalui iklim tim haruslah memungkinkan para anggoanya untuk menghasilkan dan menerapkan ide-ide kreatif yang lebih efektif (Nystrom,1990). Ketiga terkait dengan kepemimpinan. Kepemimpina trasformasional berupa pemimpin yang karismatik, ispiratifdan memotivasi karyawan mereka, dengan memberikan mereka stimulasi intelektual dan tinggi dalam pertimbangan individu (Bass, 1998) dan mereka mengdukung kreativitas karyawan (Shin & Zhou, 2003).
Sumber pekerjaan dan beban kerja merupakan faktor keempat, bahwa sumber pekerjaan dan beban kerja memiliki pengaruh terhadap kreativitas dan inovasi pada karyawan.
L.  HIPOTESIS
            Hipotesis yang diajukan antara lain :
Hipotesis 1: Semakin tinggi tingkat kreativitas dan inovasi organisasi yang dianggap, maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis dalam tingkat yang lebih tinggi pada dimensi antusiasme-depresi yang dilaporkan.
Hipotesis II: tingkat tinggi iklim organisasi kreatif sesuai dengan model Ekvall (1990), tim iklim untuk inovasi sesuai dengan model Anderson dan Barat (1998), perubahan kepemimpinan = karyawan berorientasi sebagai kombinasi dua dimensi dalam Ekvall dan (1994) model Arvonen tentang gaya kepemimpinan (CPE), sumber daya bekerja, bersama dengan tingkat rendah beban kerja akan positif berkaitan dengan tingginya tingkat kreativitas dan inovasi organisasi dirasakan antara karyawan.

M. METODE PENELITIAN
a.      SUBJEK
Subjek berasal dari perusahaan multinasional dalam bidang teknologi tinggi industri di Swedia. Unit dipelajari adalah support departemen yang terdiri dari 166 karyawan, 101 di antaranya menjawab kuesioner (tingkat tanggapan 60%). Dari jumlah tersebut, 95 karyawan termasuk dalam analisis akhir, dimana 57% adalah perempuan dan 43% adalah laki-laki. 41 %memiliki latar belakang akademik dan 59% non-akademik. Usia berkisar antara 20 sampai 65 tahun, dan sebagian besar berada di kategori usia 36-45 dan 45-55 tahun. Masa kerja karyawan bervariasi dari beberapa bulan sampai lebih dari 15 tahun, dengan sebagian besar karyawan yang bekerja di organisasi antara 9 dan 14 tahun. 94 % bekerja penuh waktu dan 6% paruh waktu.
b.      VARIABEL
            Variabel dalam penelitian ini antara lain:
            Variabel dependen    : kreativitas dan inovasi organisasi
Variabel independen : Psychological Well-Being dan Faktor Organisasi
N.  JALANNYA PENELITIAN (SESUAI DENGAN JURNAL MATA KULIAH)
a. PROSEDUR  
                Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melalui Pertemuan dengan para eksekutif perusahaan yang dibukukan, dan gambaran singkat tentang studi dan tujuannya melalui presentasi. Kuesioner yang disampaikan kepada eksekutif, lalu diberikan kepada karyawan mereka, dan diberikan waktu satu minggu untuk menjawab kuesioner. Para peserta diberi masing-masing amplop sehingga mereka dapat mengirimkan  jawaban mereka langsung kepada peneliti yang bertanggung jawab. Dengan cara ini, anonimitas lebih lanjut terjamin.
A.     INSTRUMEN
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian antara lain:
1.      Instrumen Well-Being, Warr’s quesioner (1990) yang berisi kata sifat yang menggambarkan kesejahteraan seseorang di tempat kerja.
2.      Creativity and innovation assessment, diukur melalui dua pertanyaan berasal dari KEY instrumen, yaitu: a. Wilayah organisasi tempat saya kerja adalah kreatif, b. Wilayah organisasi saya kerja adalah inovasi.
3.      Organizational climate assessment, CCQ (Creative Organizational Climate Questionnaire) yang terdiri dari 10 dimensi yang dilaporkan dengan 5 laporan, maka total laporannya sebanyak 50 laporan.
4.      Team climate assessment, TCI (Team Climate Inventory) terdiri dari 14 item yang dikelompokkan dalam empat dimensi: partisipasi dalam tim, dukungan untuk inovasi, kejelasan dan komitmen pada tujuan tim dan penekanan pada kualitas kerja tim.
5.      Leadership assesment, CPE kuesioner, yang terdiri dari 15 item yang terbagi dalam 3 skala.
6.      Work resources and workload assessment, diukur melalui melalui item pada instrumen KEY sebanyak 4 item.
O.  HASIL
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa adanya hubungan signifikan antara kreativitas dan inovasi organisasi yang dirasakan dengan subjektif well being pada karyawab yang berada pada organisasi dengan estimasi angka : t (94) p ¼ 2,41, <.05. Dengan demikian diadaptkan bahwa subjektif well being yang didaptkan oleh karyawan berupa rasa antusias, optimisme, dan perasaan bahagiaan.
Sedangkan pada hipotesis kedua didapatkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan pada faktor-faktor organisasi dengan inovasi dan kreatifitas organisasi. Faktor-faktor yang menunjukkan signifikan yang tertinggi pada iklim organisasi dengan estimasi angka : , t (94) ¼ 3,55, p <.05 dan sumber daya kerja sebesar :  t (94) ¼ 2,23, p <.05. lalu, pada iklim tim organisasi sebesar : t (94) ¼ 1,26, p> .05, dan beban kerja, t (94) ¼ 0,84, p> .05, sehingga pada iklim tim organisasi dan beban kerja menunjukkan arah hipotesis hubungan yang tidak signifikan.
Selanjutnya, pada Perubahan = gaya kepemimpinan berorientasi karyawan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan sangat kecil, t (94) =-. 59, p> .05, untuk kreativitas organisasi dirasakan dan inovasi.

P.  PEMBAHASAN
            Masalah yang diangkat pada jurnal ini berhubungan tentang hubungan antara subjektif well being pada karyawan dengan inovasi dan kreatifitas organisasi dan faktor organisasi yang mempengaruhi inovasi dan kreatifitas organisasi. Masalah tersebut ingin dilihat dengna asumsi bahwa adanya hubungan yang signifikan yang memperngaruhi aspek-aspek tersebut serta belum adanya sebuah penelitian yang menjelaskan tentang hubungan antara kondisi inovasi dan kreatif organisasi dengan subjektif well being pada karyawannya. Oleh karena itu, didapatkan bahwa variabel dependen berupa kreativitas dan inovasi organisasi dan variabel independen Pschological Well-Being dan Faktor Organisasi.
Selanjutnya untuk mencapai hasil penelitian tersebut, dilakukanlah penelitian dengan menggunakan prosedur kuesioner yang diberikan terlebih dahulu pada atasan perusahaan yang kemudian diberikan pada karyawannya yang kemudian dapat mengirimkan jawabannya kepada bagian yang melakukan penyelidikan dengan menyertakan amplop pengiriman, demi menjaga kerahasiaan dari hasil kuesioner itu sendiri.
Q.  KESIMPULAN
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara inovasi dan kreatifitas dengan subjektif well being pada karyawan dan adanya faktor-faktor organisasi yang berhubungan dengan inovasi dan kreatifitas organisasi dengan hubungan yang signifikan kecuali pada faktor organisasi berupa beban kerja, hal ini terjadi karena beban kerja berhubungan dengan kemampua coping dan beradaptasinya seseorang.
Sebagai sebuah pengajuan topik baru, mungkin pada menjadi sebuah usulan untuk memperkaya bidang studi ini melalui penelitian lebih lanjut berupa penelitian yang melihat hubunga antara inovasi dan kreatifitas pada organisasi dengan beban kerja yang lebih spesifik. Beban kera tersebut, dapat dimulai dari beban kerja yang ringan sampai beban kerja yang berat dengan melibatkan kemampuan coping pada karyawan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews