rel='shortcut icon'/>

Minggu, 19 Februari 2012

'Dokter' itu Bukan Dokter

Nah, kali ini aku akan sedikit bercerita kembali tentang pengalamanku di Aceh. Yuk sama-sama kita lihat. ^-^

Karena Sakit itu Rahmat Dari Allah.

Dokter dan Obat dari om Google. ^-^
Baiklah, aku memulai bagian ini bahwa sakit adalah rahmat dari Allah. Jujur,benar kata orang tidak ada sakit jika tak ada sebab. Itulah yang terjadi padaku, setelah selama seminggu penuh menelusuri  Kuala Lumpur bersama abang dan kakak kandungku. Siapa sangka akhirnya, aku harus beristirahat di rumah selama seminggu. alhasil, Obatpun menjadi sasaran pertemuan pertama di Aceh.

 Sepertinya, Bapak Itu Bukan Dokter.

Ternyata, tak cukup sekali aku pergi berobat untuk menyembuhkan sakit itu. Alhasil, akupun akhirnya pergi ke tempat berobat dengan seorang temanku, yang kebetulan juga pada saat itu ia sakit pula. Sebelumnya aku telah mengatakan padanya bahwa tempat yang kami pergi ini bukanlah seorang dokter, mungkin lebih tepatnya disebut tempat "Mentri". Lebih tepatnya seperti apa aku juga bingung menjelaskannya. Mungkin beliau adalah seorang apoteker yang sudah diperbolehkan untuk membuka tempat berobat. Tapi itu semua "mungkin", pastinya hanya beliau yang tahu.


Nah, singkat cerita akhirnya temankupun setuju untuk aku ajak ke tempat tersebut. Setidaknya dia bisa sembuh dan tidak aku ajak ke jalan yang sesat. :D

Ketika Sampai di Garasi


Surprise diriku dibuatnya, ketika memasuki garasi rumah yang disulap menjadi tempat menunggu para pasien. Ramai. Tapi, orang-orang yang hadir di sana kelihatan lebih rapi dan teratur, karena di tempat tersebut setiap pasien akan mendapatkan nomor antrian. Mungkin agar lebih teratur.

Tiba-tiba temanku yang aku ajak, mengatakan sesuatu :
Ini bukan tempat dokter siti. bapak ini bukan dokter sepertinya.

Aku tiba-tiba mengerutkan keningku, dan kembali bertanya, "memangnya kenapa kalau bukan? tapi siti sembuh kok demamnya", ujarku sambil menatapnya heran. Lalu, aku lebih memilh untuk diam menanggapi hal tersebut.


Ketika Bertemu dengan Mentri

Akhirnya giliran kamipun tiba dan alhasil kamipun bertatap mata dengan metri tersebut. Lalu terjadilah percakapan antara temanku dengan metri tersebut. Metri itu mulailah menanyakan bagaimana kabarnya dan segala hal yang berkaitan dengan kondisi tubuh temanku. Beliaupun sesekali tersenyum kepada temanku. Namun yang membuatku heran, temanku malah tidak menatap wajah bapak tersebut, malah lebih memilih untuk melihat handphone-nya. Sesekali beliau melihat ke arahku yang tepat berada di belakang temanku. Ada sebuah percakapan yang masih terekap dibenakku.

Mentri : Kenapa bisa sakit demam? sibuk internetan ya? (sambil tersenyum lembut dan menuliskan resep obat)

Temanku : enggak kok, pak. lagi sibuk aja kok.

Mentri : oh ya? sibuk apa? sibuk sms-an ya, dari tadi bapak liat sibuk kali sms-annya, hehe (katanya kembali sambil bergurau).

Temanku : oh enggak kok pak, cuma lagi sibuk kuliah aja.

Dentist (gak nyambung dengan cerita) :D
Singkat, tapi hanya dari percakapan itu saja aku masih menaikkan alisku dan mengerutkan keningku. Karena selama ditanyakan tentang kondisinya, temanku sibuk dengan handphonenya dan memberikan komentar serta tutur bahasa yang menurutku, kurang sopan jika ditujukan pada orang yang lebih tua. (eh, tapi ini menurutku ya..)

Lalu, akhirnya giliranku dan beliau tetap saja ramah menyambutku dan masih sempat-sempatnya memberikan arahan tentang obat yang aku minta. Saat itu, aku meminta beliau untuk memberikan obat sebanyak 2 resep, karena keberangkatanku kembali ke Malaysia. Beliau masih tetap tersebut dan tetap juga memberikan arah obat tersebut secara jelas.

Hal lain yang kuingat adalah tentang ruangan itu. Ruangan itu kecil, kira-kita ada sebesar 2x3 meter. Namun memiliki fasilitas yang cukup, dengan hanya ditemani oleh kipas angin sebagai alat penyejuknya.


Lalu, Dia Dokter...
Di hari yang sama, akhirnya aku juga menyempatkan diri untuk berobat mata di sebuah praktek. Dokter itu ramah dan cukup baik menyambutku di ruangannya. pemeriksaan matapun dilakukan oleh asistennya. Setelah memastikan kondisi mata, barulah aku kembali menghadap dokter tersebut.

Hal yang aku ingat, ruangan itu yang pasti lebih besar ketimbang ruangan metri sebelumnya. Ruangan itu dingin. Tentu saja sebab AC yang ada di dalamnya tidak pernah berhenti hidup. Ada sebuah televisi yang hidup dan bersiaran televisi swasta di negeri kita.

Hal lainnya yang aku ingat pula, sewaktu aku diperiksa sang dokter tersebut tidak menghentikan matanya dari layar televisi dan sempat bergumam kecil atas tayangan di televisi tersebut dan tertawa lepas di dalam ruangannya.

lalu, apa responku? Tentu saja. Aku heran. Sempat aku menaikkan alis dan membalas gumam sang dokter tersebut. (hehe... sengaja, mana tahu dia sadar)

Tidak hanya itu. berhubung kupingku adalah "kuping swasta". Sang dokter sempat menjelaskan tentang pemakaian obat dan membeli kaca mata tersebut. Baikkan dokternya? kalau aku yang jadi dokter dah aku usir tu pasien, hehe..

Pelajar yang dapat dipetik dari cerita 'Dokter' itu Bukan Dokter


butterfly apple >_<
Anggap saja, ini sebagai dongeng sebelum tidur untuk anda dan adik-adik atau mungkin anak anda. Belajar tentang perilaku bermoral lainnya dari lingkungan sekitar yang diceirtakan. Ya.. setidaknya menurutku lebih baik ketimbang cerita Cinderella yang banyak anak-anak sibuk mencari pangeran hidupnya. ^-^

Hal yang dapat diambil pastinya adalah,

Jangan pernah meng-underestimated orang lain. yaitu menilai seseorang secara rendah tanpa pernah tahu bagaimana pengetahuannya, perilakunya bahkan mungkin karya-karya yang pernah ia miliki. Kita tidak pernah tahu apa yang orang lain miliki, sebelum kita mampu masuk ke dalamnya. ^^,

pelajaran lainnya:

Jadilah seseorang yang ahli dan baik hati pada pasien anda atau costumer anda. Perhatikan dia baik-baik. Mana tahu, nanti dia akan kembali lagi kepada anda. ^-^

dan lainnya :

Sabar..... menghadapai pasien atau costumer, terutama yang budeg seperti saya. :D

Okey, enough for this story. Semoga semuanya senang dan berbahagia dengan cerita ini. Jika ada yang baik di ambil yang jahat tolong di buang ya.. ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews