A. Definisi Gifted
Anak gifted adalah anak yang memiliki keunggulan dibandingkan anak seusianya. Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, termasuk di dalamnya: domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial.
Anak berbakat adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang superioritas atau seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi. Terman yang menggunakan inteligensi sebagai kriteria tunggal untuk mengidentifikasikan anak berbakat yaitu IQ 140 (Munandar, 2002). Konsep lain tentang keberbakatan yang sampai sekarang banyak digunakan dalam mengidentifikasi siswa berbakat di Indonesia adalah dari Renzulli, dkk (1981). Menurut definisi yang dikemukakan Renzulli yang lebih dikenal dengan “The Three Ring Conception“(dalam Munandar, 2002) anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang terdiri dari: Kemampuan di atas rata-rata, kreativitas dan komitmen terhadap tugas yang tinggi.
Definisi lainnya menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang memiliki kemampuan yang tinggi, kreativitas yang tinggi serta komitmen tugas yang tinggi sehingga perlu untuk benar untuk meningkatkan kinerjanya dalam bidang apapun.
Meskipun demikian, hingga sampai saat ini belum ada sebuah definisi yang tepat untuk menggambarkan tentang anak gifted tersebut. Hal tersebut terjadi karena keanekaragaman karakteristik anak gifted.
B. Kesalahpahaman tentang anak gifted/berbakat
Mitos | Fakta |
· Anak gifted secara fisik lemah, tdk dapat berhubungan sosial dengan baik, tidak terlalu peduli dengan kepentingan, dan rentan terhadap ketidakstabilan emosional dan awal penurunan. · Anak gifted adalah manusia super. · Anak gifted biasanya bosan dengan sekolah dan tidak suka dengan orang yang bertanggung jawab untuk pendidikan mereka. · Anak gifted cenderung tidak stabil secara mental.
| · Meskipun ada variasi individu yang besar, kelompok anak gifted cenderung sangat sehat, dapat menyesuaikan diri dengan baik, hubungan sosial yang menarik, dan secara moral bertanggung jawab. · Anak gifted bukan manusia super melainkan, mereka adalah manusia yang dianugrahkan hadiah luar biasa di daerah tertentu. · Anak gifted biasanya dapat menyesuaikan diri dengan baik untuk peernya dan gurunya di sekolah. · Anak gifted cenderung emosional terhadap orang yang sehat. |
Seorang anak dapat menjadi gifted atau tidak dipengaruhi oleh dua faktor dalam hidupnya. Yaitu :
Faktor genetic dan biologis lainnya
Banyak penelitian pengembangan anak yang mendukung pernyataan pada anak-anak bule yang tinggal di Amerika dan Eropa, 50 sampai 75 % dari variasi intelegensi adalah karena faktor genetik.
Faktor lingkungan
Anak-anak berbakat lebih banyak ditemukan di keluarga yang orangtuanya memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan ekonomi tinggi (Terman, 1926). Sebagian orangtua yang memiliki anak gifted memandang positif namun sebagian lainnya memandang negatif (Cornell, 1983,84).
C. Karakteristik Anak Gifted
Karakteristik fisik
Anak gifted merupakan kelompok anak yang berbakat yang memiliki keunggulan lebih, baik pada ketinggian, energi dan kesehatan dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka yang memiliki kecerdasan rata-rata.
Anak gifted rata-rata baik dalam karakter fisik dan mental pada saat mereka berusia beberapa tahun, keuggulan mereka tidak tampak pada awal kelahiran. Selain itu, terdapat hubungan antara IQ dan status sosial ekonomi, Keunggulan fisik pada anak gifted mungkin diakibatkan faktor non-intelektual.
Karakteristik Pendidikan dan karakter pekerjaan
Dalam hal pendidikan anak gifted cenderung memiliki prestasi pada akademik. Mereka bisa belajar membaca, menulis dengan mudah bahkan sebelum mereka memasuki sekolah.
Dalam dunia pekerjaan anak gifted, menuntut kemampuan intelektual, kreativitas, dan motivasi yang lebih besar dibanding dengan yang lainnya.
Karakteristik Sosial dan Emosional
Anak-anak gifted cenderung bahagia dan disukai oleh rekan-rekan mereka. Secara emosional stabil dan mandiri dan kurang rentan terhadap gangguan neurotik dan psikotik daripada anak-anak rata-rata. Mereka memiliki kepentingan luas dan bervariasi dan menganggap diri mereka dalam hal positif. Penelitian Galbraith (1985) tidak menunjukkan adanya keluhan yang pasti yang terdapat pada anak-anak gifted.
Satu pengertian umum dan terus-menerus, namun keliru, tentang orang-orang gifted, terutama mereka yang unggul dalam seni, adalah bahwa mereka rentan terhadap penyakit mental. Namun, Freud bahkan berteori bahwa seniman berpaling dari dunia nyata dan menuju upaya-upaya kreatif karena konflik tidak sadar. prestasi mereka itu mungkin dilakukan meskipun, bukan karena, gangguan emosi mereka.
Karakteristik Moral dan Ethical
Individu gifted harus dapat melihat lebih cepat atau lebih mendalam daripada rata-rata orang tentang berbagai hal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang gifted menjadi lebih unggul untuk individu rata-rata dalam keprihatinan untuk masalah moral dan etika dan perilaku moral.
Anak-anak berbakat cenderung peduli dengan konsep-konsep abstrak yang baik dan jahat, benar dan salah, keadilan dan ketidakadilan. mereka cenderung sangat peduli dengan masalah sosial dan cara mereka dapat diselesaikan.
Karakteristik Intelektual-Kognitif
- Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
- Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
- Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
- Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
- Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
- Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
- Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
- Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
- Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
- Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
- Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
- Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
- Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
- Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
- Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
Karakteristik Persepsi/Emosi
- Sangat peka perasaannya.
- Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
- Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
- Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
- Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
- Pada umumnya introvert.
- Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
- Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
- Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
Karakteristik Motivasi Dan Nilai-Nilai Hidup
- Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
- Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
- Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
- Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
- Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
- Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
- Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
- Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
- Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
Karakteristik Aktifitas
- Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
- Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
- Sangat waspada.
- Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
- Tekun, gigih, pantang menyerah.
- Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
- Spontanitas yang tinggi.
Karakteristik Relasi Sosial
- Umumnya senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
- Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum.
- Merasa diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
- Sangat mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.
- Lebih senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua.
D. Gejala-Gejala Yang Sering Dilaporkan Orang Tua
Gejala yang sering disampaikan orang tua pada dokter tumbuh kembang dan dokter sekolah, bukan dimaksudkan untuk menegakkan diagnosa bahwa ia seorang anak gifted. Namun bisa berupa indikasi kemungkinan si anak adalah anak yang mengalami lompatan perkembangan.
1. Selalu sibuk yang sangat intens.
Kebutuhannya untuk menyibukkan diri pada anak ini lebih intensif bila dibandingkan rata-rata anak seusianya. Ia lebih aktif, dan selalu ingin melakukan segala sesuatu terus menerus.
2. Banyak energi
Sekalipun ia mempunyai aktifitas yang banyak beberapa diantaranya justru kebutuhan tidurnya lebih sedikit daripada anak-anak balita lainnya. Pekerjaan orang tua juga menjadi lebih banyak sehingga orang tua menjadi terlalu lelah.
3. Perkembangan bahasa
Perkembangan ini umumnya berkembang cepat sejak awal. Kadang diikuti dengan bahasa aktif berkembang belakangan (ketertinggalan perkembangan bicara), namun ia akan menyusul ketertinggalan perkembangan itu dengan cepat. Ia mempunyai daftar kata-kata yang banyak, penggunaan kata-kata yang lebih intensif dan menggunakan kata-kata abstrak.
4. Kebutuhan akan pengetahuan
Anak-anak ini selalu ingin tahu, mengingatnya dengan baik, dan menggunakannya secara langsung dan baik. Kebutuhan akan pengetahuan adalah kebutuhan internalnya dan tidak tergantung pada imbalan. Si anak mengambil inisiatif sendiri, bertanya terus menerus dan tidak puas dengan jawaban yang tidak jelas. Kita sudah mengetahui bahwa diusia tiga tahun adalah usia dimana anak selalu bertanya “mengapa”, namun pada anak-anak yang mengalami lompatan perkembangan ini ia akan bertanya tanpa putus-putusnya. Seringkali anak-anak ini membuat pertanyaan baru dari jawaban atas pertanyaan yang lalu.
5. Konsentrasi dan tugas
Anak balita ini dapat secara mandiri intens dan dalam waktu yang lama mengerjakan apa yang dipilihnya.
6. Kearah perfeksionisme
Ia akan selalu mencoba hingga ketrampilan itu dicapainya. Tetapi dapat juga ingin mencapai sesuatu secara perfek tanpa harus melakukan latihan. Dengan cara mengkritik diri sendiri biasanya ketrampilan ini dapat dikuasainya.
7. Kemandirian
Sejak dari usia sangat muda sudah selalu menginginkan mengerjakan sesuatu sendiri. Lebih memilih mencoba tanpa henti-hentinya dan tidak mau menerima bantuan. Dengan cara dimana ia melakukannya sendiri itu, maka pada anak-anak ini akan berkembanglah identitas diri yang kuat.
8. Perhatian terhadap kehidupan
Sejak usia tiga atau empat tahun ia sudah mulai memikirkan tentang kehidupan dan untuk itu ia selalu mengajukan pertanyaan yang dalam. Ia tidak hanya ingin tahu dari mana manusia berasal, tetapi juga kemana mereka kelak perginya. Pemikiran-pemikiran ini sudah muncul sejak anak tersebut masih sangat muda yang sering membawanya pada pemikiran bahwa hidup ini sesungguhnya percuma.
E. Layanan tambahan untuk anak gifted
Anak- anak gifted membutuhkan layanan tambahan untuk perkembangan dan pengetahuan lainnya melalui studi independent dengan anggota fakultas atau komunitas orang-orang yang memiliki sumber daya. Mereka menemukan ada hal-hala yang dapat menjadi lyanan tambahan bagi anak-anak gifted, antara lain:
· Kursus mini, kunjungan lapangan, dan seminar khusus yang diselenggarakan.
· Project khusus seperti majalah ilmiah, radio dan program televisi, pameran, majalah, project pembuatan film.
· Berpartisipasi di dalam atau diluar program kelompok dalam sekolah dan organisasi lain.
· Melewatkan kelas, penempatan dalam kelompok kelas-tingkat lanjut, kursus musim panas (summer courses), pendidikan orang tua dan program perguruan tinggi masyarakat.
· Program penghargaan, seminar khusus, dan kursus-kursus lainnya.
· Berpartisipasi di dalam program komunitas/masyarakat seperti workshop seniman, club teater, dan lain-lain.
· Festival masyarakat, program restorasi, pusat penitipan, dan proyek layanan khusus seperti bantuan untuk penyandang cacat, dan lansia.
· Magang, dan mentorships dengan komunitas profesional, bisnis, badan pemerintah lokal, museum, dan orang yang memegang posisi kepemimpinan dalam kelompok kepentingan khusus seperti masyarakat sejarah, kelompok lingkungan, tempat pemeliharaan hewan, klub jasa.
· Konseling individu dan kelompok, pengalaman khusus dalam eksplorasi karir, berkunjung ke kampus perguruan tinggi, dan pengalaman karir dengan orang-orang yang bekerja di area yang menarik perhatian/minat.
Selain itu, terdapat tujuh rencana untuk mengelompokkan siswa dan memodifikasi kurikulum untuk siswa berbakat dan jenius dijelaskan oleh Weiss dan Gallagher (1982) sebagai berikut:
· Pengayaan di kelas.
· Program guru konsultan.
· Ruang sumber daya / program penarikan.
· Program studi independen.
· Program mentoring komunitas/masyarakat.
· Kelas khusus (akselerasi).
· Sekolah khusus.
F. Screening dan Identifikasi Anak Gifted
Pengukuran giftedness merupakan sesuatu yang rumit, dasar penentuan adalah pada hasil skor tes dan kemudian dilakukan interpretasi. Tujuan melakukan identifikasi adalah bisa mengetahui lebih awal potensi yang dimiliki dan membuat hal tersebut unik dan bisa bermanfaat untuk komunitas.
Keefektifan Dan Efesiensi Dari Teknik Screening
Keefektifan adalah kelayakan dari penempatan anak – anak pada suatu program khusus untuk siswa gifted, kelayakan ini dilihat dari penentuan dan penilaian guru kelas regular dan guru program khusus.
Selain itu, Efesiensi didefenisikan:
1. Jumlah waktu dalam hal staf profesional dan administrasi / jam yang dikhususkan untuk kegiatan identifikasi.
2. Biaya dalam dolar untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Selain itu, Renzulli dan Delcourt (1986) menyebutkan kriteria yang telah digunakan dalam mengidentifikasi siswa berbakat ada beberapa, yaitu:
1. Uji skor.
2. Penguasaan akademik dalam domain tertentu (misalnya matematika).
3. Produktivitas kreatif dalam domain specifid atau daerah interdisipliner, dengan produk yang dinilai dengan penilaian guru dan minat siswa dan kemauan untuk maju mengejar tindak lanjut kegiatan.
4. Jangka panjang produktivitas kreatif (kriteria utama, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang berbakat hanya setelah fakta kinerja mereka).
Mengukur Kreativitas
Petrosko (1978) mencatat, mengukur kreativitas menyajikan dan menantang paradoks merancang cara terstandar menangkap suatu produk tidak standar perilaku.
Treffinger (1986), Kita harus mengakui kreativitas yang merupakan salah satu yang paling kompleks fungsi manusia, maka tidak realistis untuk mengharapkan bahwa ada akan pernah (atau yang harus ada) tunggal, mudah dikelola, hanya mencetak buklet tes yang pendidik dapat digunakan untuk memutuskan siapa yang setidaknya satu standar deviasi di atas siswa lain di kreativitas.
Mari kita lihat lebih dekat versus argumen pendidikan khusus untuk siswa berbakat dan berbakat yang telah dikemukakan oleh Baer (1980), Myers dan Ridl (1981), dan Sapon-Shevin (1984). Perhatikan bahwa argumen yang sama dapat digunakan juga pada pendidikan khusus untuk anak-anak cacat.
1. Anak-anak tidak dapat diidentifikasi dengan keandalan yang besar (bandingkan difficulities di identiying ED, LD, dan mahasiswa EMR).
2. Lebih banyak anak diidentifikasi dalam beberapa kelas sosial atau kelompok etnis dari pada orang lain.
3. Mengidentifikasi anak-anak menerima sumber daya pendidikan khusus yang lainnya tidak meskipun banyak siswa yang tidak bisa diidentifikasi mendapat keuntungan dari sumber-sumber yang sama.
4. Siswa mungkin memiliki kebutuhan khusus di satu daerah tetapi tidak dalam yang lain, atau pada satu waktu, tetapi tidak pada yang lain.
5. Siswa yang teridentifikasi terpisah dari rekan-rekan mereka dalam diri yang mungkin menstigmatisasi mereka.
Alasan Penyediaan Special Education Bagi Anak Gifted
Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan dimana hal tersebut akan sangat berguna untuk aktualisasi potensi-potensi luar biasa yang ada pada diri mereka dan juga dalam berkontribusi dengan lingkungan sosial
Anak gifted adalah human resource yang harus diberdayakan karena mereka dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial di masa depan
G. Karakteristik Guru Bagi Anak Gifted
Berikut ini terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk anak gifted, diantaranya:
· Memahami, menerima, menyadari, percaya, dan menyukai keunikan pribadi
· Sensitif terhadap lingkungan
· Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam kapasitas intelektual, budaya, serta tertarik pada bidang sastra
· Fleksibel dalam menerima wawasan baru.
· Fleksibel dalam menangani perbedaan individu (individual diferrences)
· Demokratif
· Inovatif
· Mempunyai kemampuan problem solving yang baik
· Mampu menerima kreativitas dan imajinasi
· Memberikan feedback dengan menstimulasi proses mental
H. Memanajemen Anak Gifted di Sekolah
· Guru harus melakukan review secara periodik dalam upaya melihat individual differences pada anak gifted.
· Guru harus menganalisis dan menyesuaikan pendidikan yang cocok untuk anak gifted.
· Guru harus mampu mencari sumber daya yang ada di sekolah ataupun di masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan bagi anak gifted.
· Guru harus mendukung pengembangan program khusus bagi anak gifted.
Daftar Pustaka
Hallohan, D and Kaufman, J. 1998. Exceptional Children Introduce to Special Education (ed: 8). New York : Needham Heights.
Zikrayati, dkk. 2005. Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dan Stres Pada Anak Berbakat. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.