Jurnal:
Emotion in the Criminal Psychopath : Startle Reflex Modulation
ABSTRAK
Berkedip yang ditimbulkan dari kaget merupakan hal yang diukur selama presentasi di efektif slide untuk menguji hipotesis tentnag respon emosi pada psikopat. Subjek penelitian adalah 54 orang pelaku seksual di penjara yang dibagi menjadi kelompok-kelompok non psikopat, psikopat dan dicampur yang berdasarkan pada file dan wawancara. Konsisten degan penemuan mahasiswa normal, non-psycopat dan subjek campuran menunjukkan hubungan lear yang signifikan antara valensi slide dan besarnya ketakutan dengan respon terkejut terbesar selama slide yang tidak menyenangkan dan respon terkecil pada slide menyenangkan. Efek ini tidak muncul pada psikopat. Perbedaaan grup dalam modulasi kejutan ini berkaitan dengan fitur afektif psikopat, tetapi tidak untuk persen perilaku antisocial. Psikopat tidak berpengaruh pada respon otonom/self report pada slide. Hasil penelitian ini menunjukkan suatu kelainan dalam pengolahan stimulus emosional oleh psikopat yang termanifestasi dirinya secara independen pada laporan diri.
Kekurangan dalam menanggapi emosionla dianggap sebagai cirri dari psikopat. Cleckley (1955) mendiagnosa kriteria klasik untuk psikopat berupa tidak adanya gugup, kurangnya penyesalan/malu, egoisme dan ketidakmampuan untuk cinta, kurang dalam reaksi afektif. Dengan kata lain, adanya ketidakcocokan antara komponen linguistic dengan pengalaman emosi, yang disebut dengan semantic dementia atau para psikopat dikenal dengan orang yang mengtahui ‘kata’ emosi tetapi tidak tahu ‘musik’nya.
Lykken (1957) menjelaskan bahwa psikopat kesulitan dalam mengembangkan respon kecemasan. Studi selanjutnya menyebabkan spekulasi bahwa psikopat berhubungan dengan deficit pada sisem neurofisiologis dalam perilaku ketakutan. Masalah yang pertama adalah kesulitan dalam mendiagnosa orang-orang dengan gangguan kepribadian antisocial yang melakukan criminal dengan mengesampingkan afektif emosi. Masalah yang kedua, adanya kesulitan dalam menginterpretasikan indikasi psikofisiological terkait dengn gangguan kepribadian antisocial yang melibatkan electrodermal dan kardiovaskular.
Berawal dari kedua isu tersebut, maka dibutuhkan penelitian untuk mengatasi aktivitas emosional tersebut secara independen dan menjadi tuntutan eksperimental ini.
Valensi emosi dan respon kaget
Long (1985) menyatakan bahwa respon emosional terhadapt suatu situasi/objek ada 2, yaitu melalui dimensi afektif valensi dan arousal. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa respon terkejut dapat memberikan pengukuran valensi emosional. Dimana tanggapan keterkejutan tersebut memberikan potensi solusi untuk masalah pengukuran ketakutan dalam penelitian psikofisiological.
RESEARCH QUESTIONS
Modulasi afektif dari keterkejutan pada narapidana
Sejauh ini banyak penelitian yang melibatkan pengukuran modulasi emosi dengna subjek normal. Namun demikian, penelitian ini tertarik dengan subjek narapidana terkait dengan memasukkan tindakan respon fisiologis, laporan afektif dan perilaku. Penelitian ini masih dengan prosedur dan bahan stimulus sebelumnya.
Psikopat dan modulasi refleks keterkejutan
Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menyelidiki hipotesis mengenai deficit emosional dalam criteria orang-rang psikopat yang melakukan criminal. Pada pengukuran sebelumnya berdasarkan Revised Psychopathy Checklist (PCL-R), dengan jumlah 20 aitem yang berorientasi pada criteria Cleckley (1955). Melalui hal tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk melihat kaitan emosi keterkejutan yang menjadi salah satu criteria dalam diagnosa kepribadian psikopat. Selain itu, penelitian ini juga berusaha melihat tanggapan fisiologis mereka terkait dengan pengalam efektif tersebut. Ketersediaan hipotesis tersebut, maka penelitian ini dilakukan.
Detasemen emosional dan dimensi perilaku antisosial dari psikopat
Studi faktor PCL-R telah mengidentifikasi ada 2 dimensi besar, yang pertama terdiri dari aitem afektif dan interpersonal dan yang kedua terdiri dari aitem yang menggambarkan gaya hidup. Adanya faktor satupada PCL-R yaitu berupa kurangnya rasa bersalah yang menjadi detasemen emosional menjadi indikasi dimensi perilaku antisocial pada psikopat. Sehingga perlu adanya perkiraan bahwa pola menyimpang respon afektif yang terjadi selama penelitian kejutan menjadi salah satu detasemen emosional.
METHOD
Subjek
Subjek adalah 54 orang penghuni laki-laki dari sebuah fasilitas forensic untuk pelanggaran seksual di Gainesville, Florida. Mereka dipilih dari 60 orang penghuni untuk tujuan penelitian ini.
Sebelum pengujian psikofisiologis dilakukan, subjek diwawancara terstruktur terlebih dahulu yang kemudian digabungkan dengan data-data dari fasilitas forensic yang ada. Kemudian dilihat reabilitas dan validitas wawancara. Setelah itu, setiap subjek dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok memiliki 18 orang anggota. Kelompok dibagi menjadi non-psikopat, campuran dan psikopat. Usia mereka rata-rata 28-29 tahun. Dua orang tidak berpartisipasi dalam uji coba dan 4 orang dikeluarkan karena kegagaln peralatan dan maslah procedural.
Bahan stimulus dan design
Setiap subjek diperlihatkan 27 slide warna yang menggambarkan 9 hal yang menyenangkan, 9 hal netral, 9 hal objek yang tidak menyenangkan. Setiap subjek sebelum diperlihatakan slide telah terlebih dahulu di nilai valensi afektif dan arousal mereka. Slide yang menyenangkan berupa gambar telanjang yang berbeda jenis, makanan, adegan olahraga, dan anak. Stimulus yang tidak menyenangkan berupa mutilasi, senjata, dan ular, sedangkan slide yang netral berupa benda rumah tangga dan wajah netral. Slide netral dipasangkan dalam hal arousal yang lebih daripada slide yang netral.
Kegiatan dilakukn di sebuah studio yang berbeda tempat dengan lembaga. Subjek didudukkan di sebuah kursi malas sejauh 2,5 dari slide. Slide disajikan dengan Kodak yang berada diruangan sebelahnya. Setiap kelompok ditampilkan gambar tersebut dengan susunan 3 menyenangkan, 3 tidak menyenangkan dan tiga netral untuk setiap bloknya. Setelah itu, selama sesi slide berlangsung diberikan kejutan akustik pada saat yang tertentu (yaitu pada awal, tengah dan akhir slide) sebanyak 6 sesi. Setiap sesi slide dan kejutan dipastikan dicatat selama interval antara presentasi slide untuk meminimalkan prediktibilitas stimulus mengejutkan. Selain itu diberika suara dari headphone.
Pengukuran fisiologis
Sinyal fisiologis dicatat dengan menggunakan Beckman tipe RM Dynograph yang terhubung dengan Terak Microcomputer, yang telah dikendalikan sampling, digitalisasi dan error tegangan output dari polygraph. RM diletakkan pada otot orbicularis oculi yang berada di bawah mata sebelah kiri. RM melihat bagaimana reaksi berkedip pada subjek ketika disajikan slide tanpa kejutan dan slide yang disertai dengan kejutan.
Selain itu, adanya HR ( Heart Rate) sebagai bahan pengukuran aktivitas jantung yang diletakkan di lengan kanan dan kiri dibagian dalamnya. Dimana pencatat HR dilakukan ketika adanya slide yang ditampilkan. Serta adanya pengukuran konduktansi kulit dengan menggunakan SCC (Skin Conductance Coupler) ketika setiap slide ditampilkan.
Prosedur
Sebelum penelitian dilakukan setiap subjek melakukan consent terlebih dahulu unutk menjadi partisipan sebelum penilaia diagnostic dan sekaligus pada penelitian eksperimental. Sesi pertam setiap subjek mengisi kuesioner dan kemudian berpartisipasi dalam pencacatan sigkat yang melibatkan pengukuran respon otonom dengan nada sederhana dan ransangan kebisingan. Pada sesi kedua, subjek berpartisipasi dalam penelitian yang mengukur respon fisiologisnya yang dimonitor adanya afeksi takut dan netral. Serta diselingi dengan mengisi kuesioner tambahan antara kedua sesi tersebut.
Setiap subjek melihat gambar slide dengan memakai headphone dan diminta untuk mengabaikannya. Masing-masing dari 27 slide disajikan dalam 6 s kemudian diminta merangking pengalaman subjektifnya yang kemudian diolah dengan menggunakan Self-Assessment Manikin (SAM), serta merangking slide mana yang paling menarik dirinya.
Analisis data
Setiap data yang masuk dalam penelitian ini merupakan data mentah yang kemudian diolah dengan menggunakan multivariate analysis of variance (SYSTAT), dengan kelompok diagnosasebagai faktor dengan slide kategori velensi (menyenangkan, netral dan tidak menyenangkan) sebagai faktor tindakan yang berulang. Begitu juga dengan hubungan valensi, psikofisiologis dan laporan diri yang dilakukan juga melibatkan analisis tersebut juga. Semua aspek tersebut diukur dengan menggunakan signifikansi 0.5.
RESULTS
Valensi emosional dan respon kaget
Hari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara valensi emosi ketakutan dengan respon kaget yang terjadi pada subjek ketika melihat slide. Respon kaget terbesar yang didapatkan pada subjek nonpsikopat yang melihat slide yang tidak menyenangkan dan terkecil pada slide yang menyenangkan. Begitu juga pada subjek yang dicampur. Sedangkan pada subjek psikopat tampak hasil dari slide menyenangkan dan tidak menyenangkan menunjukkan nilai yang tidak berbeda.
Selain itu didapatkan pula, respon kaget tampak lebih pendek pada slide yang tidak menyenangkan dan respon kaget yang panjang pada slide yang menyenangkan. Hal tersebut tampak pada subjek nonspikopat dan campuran. Sedangkan pada subjek psikopat tampak hasil yang datar.
Aktivitas facial electromyographic
Dari data EMG didapatkan bahwa adanya tanggapan yang lebih besar pada EMG ketidak subjek diberikan slide yang tidak menyenangkan ketimbang slide yang lainnya,baik secara kelompo maupu secara individual.
Respon visceral
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya pola-pola yang tetap yang ada pada SCR untuk ketiga-tiga subjek. Meskipun demikian SCR menunjukkan bahwa danay peningkatan yang lebih besar pada slide yang tidak menyenangkan dan menyenangkan, ketimbang slide netral.
Laporan afektif dan pengukuran ketertarikan
Dari penelitian yang telah dilakukan ddapatkan bahwa adanya faktor-faktor yang membawahi gangguan psikopat. Adanya faktor 1 (emosional detasemen) dan faktor 2 (perilaku antisocial) yang menunjukkan skor yang lebih tinggi pada actor 2.
DISCUSSION
Respon untuk stimulus visual afektif dalam populasi criminal
Slide yang berkitan dengan respon visual yang terkaita dengan aurosal memberikan nilai dan respon yang sama, antara mereka yang psikopat dan mereka yang nomal (mahasiswi perguruan tinggi). Hal ini tampak pada gambar orang telanjang yang menjadi stimulus. Oleh karena itu, perlu adanya pemberian stimulus yang lebih berbeda untuk kedepannya.
Psikopat dan valensi emosional
Dari data yng didapatkan, adanya perbedaan secara individual dalam menampilkan vvalensi emosi yang dirasakan pada setiao orang. Subjek psikopat menunjukkan tidak adanya respon emosi secar signifikan selama melihat slide yang tidak menyenangkan maupun yang menyenangkan.
Faktor psikopat dan respon kaget
Dari penelitian yang didapatkan, pada subjek campuran terjadi peningkatan faktor 1 dan penurunan faktor 2 terkait dengan perilaku antisocial. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh dari kehadiran orang-orang pada kelompok tersebut. Selain itu, pada kelompok psikopat adanya nilai yang tinggi pada kedua faktor tersebut.
Afeksi emosional muncul ketika adanya stimulus kaget yang diberikan melalui kontak secara tidak langsung terhadap stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga reaksi kaget dapat terjadi sebagai salah satu faktor psikopat.
Kemungkinan mekanisme perbedaan modulasi respon kaget di dalam group
Adanya kelompok campuran yang melibatkan subjek psikopat dan non-psikopat, menunjukkan adanya perbedaan dalam kelompok psikopat dengan dua kelompok lainnya. Pada kelompok psikopat tampak bahwa emosi afektif pada individu tidak tampak dan tidak secara gambling muncul selama penelitian terjadi.
Respon emosi yang normal juga tidak muncul pada subjek kelompok psikopat. Hal ini tampak dari respon-respon kaget yang muncul sebagai valensi emosional dalam penelitian slide yang ditampilan. Sehiggan melalui penelitian ini diharapakan faktor-faktor yang telah didefinisikan akan dapat digunakan untuk pidana lainnya yang mengalami gangguan psikopat di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar