rel='shortcut icon'/>

Jumat, 01 Juli 2011

Permintaan Maaf (Apologies)


Permintaan maaf disebut sebagai remedial interchange” yang berfungsi sebagai perangkat untuk mengembalikan harmoni sosial setelah pelanggaran sosial berlangsung (Goffman, 1971, hal 90). Untuk melakukan permintaan maaf adalah mengakui tanggung jawab, untuk mengekspresikan penyesalan, dan minta pengampunan (Goffman dalam Park & Guan, 2009).
Permintaan maaf melibatkan 4 komponen, diantaranya (berdasarkan pertemuan Aristotelian Society held at Senate House, 2008):
  1. Komponen Kognitif (Cognitive). Permintaan maaf yang tulus mengungkapkan pengakuan atas tindakan seseorang/ kelalaian dari perbuatan di suatu kejadian.
  2. Komponen Afektif (Affective). Permintaan maaf yang tulus mengungkapkan emosi tertentu. Ada emosi penyesalan tentang kesalahan seseorang dan ada emosi simpati dengan kerugian/ luka yang mungkin telah disebabkan oleh kesalahan seseorang.
  3. Komponen Konatif (Conative). Permintaan maaf yang tulus mengungkapkan komitmen fakta dan kondisi.
  4. Komponen sikap (Attitudinal). Permintaan maaf yang tulus mengekspresikan sikap tertentu. Permintaan maaf harus disampaikan dengan cara yang sederhana. Terdiri dari 3 hal: permintaan maaf karea menimbulkan rasa malu, permintaan maaf karena tidak memperlakukan dengan baik, dan ada sebuah resiko yang muncul ketika melakukan permintaan maaf.
Apologies; Magic Word
Dalam hidup ini, terdapat 2 magic word yaitu : terima kasih dan maaf . Mungkin bagi kita ini sepele tapi tahukah kita bahwa hanya dengan mengucap maaf pada perempuan dengan tulus kita sudah membantu memperpanjang usianya. Mengucapkan ‘maaf ’ mungkin sangat sulit dilakukan banyak orang terutama pria.
Tapi ilmuwan Massachusetts University membuktikan permintaan maaf yang ditujukan pada seorang perempuan bisa meningkatkan kesehatannya terutama jantung. Perempuan yang mengalami perlakuan kasar atau menyakitkan dari orang lain bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat memicu risiko serangan jantung atau stroke. Namun ketikamendengarkan kata ‘maaf ’ dapat menurunkan tekanan darahnya, yaitu tekanan darahnya akan kembali normal sekitar 20 persen lebih cepat. Sebaliknya tekanan darah laki-laki akan 20 persen lebih lama untuk pulih setelah mendengar permintaan maaf karena mendapat perlakuan tak nyaman. Hal ini menunjukkan seseorang laki-laki cenderung bekerja lebih keras setelah mendengar pengakuan bersalah.
Penelitian tersebut dilakukan ilmuwan di University of Massachusetts Medical School di Worcester, AS. Mereka mengukur tekanan diastolik dari 29 laki-laki dan 59 perempuan. Kedua kelompok secara individu diminta untuk menyelesaikan tes matematika dalam waktu lima menit. Selama mengerjakan tes, partisipan diinterupsi sebanyak tiga kali oleh peneliti sambil marah dan menyuruhnya untuk lebih cepat dalam mengerjakan tugasnya.
Pada akhir tes, para partisipan mengatakan, “Kau jelas tidak cukup baik”. Namun, dua menit kemudian peneliti meminta maaf atas kekerasan yang terjadi pada setengah dari partisipan laki-laki dan perempuan. Partisipan perempuan yang menerima permintaan maaf menjadi lebih cepat tenang, sementara kaum laki-lakinya justru menjadi lebih gelisah.
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada manf aat potensial bagi kesehatan seseorang perempuan atas permintaan maaf ,” ujar salah seorang peneliti, seperti dikutip dari Telegraph Tekanan darah yang diukur dalam penelitian ini adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan dalam darah antara detak jantung atau tekanan dalam arteri-arteri ketika jantung istirahat setelah kontraksi. Jika terlalu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan stroke atau serangan jantung pada orang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews