rel='shortcut icon'/>

Rabu, 02 Maret 2011

Psikologi Bencana

Bencana 

Bencana adalah gangguan serius terhadap fungsi masyarakat yangmenyebabkan kehilangan dalam jumlah besar (manusia, harta, lingkungan) yang melebihi kemampuan masyarakat itu menanggulangii dengan kemampuan sendiri. Ada 3 macam bencana:
  •  Bencana Alam, contoh: gempa, banjir , longsor, tsunami, dll
  • Bencana manusia, contoh: kecelakaan transportasi, kebakaran hutan, polusi, dll
  • Bencan teknologi, contoh: Lapindo, minamata di jepang, bocornya minyak lepas pantai BP di Arizona, dll
Dampak Psikologis Bencana
1. Stress
    Keadaan perubahan situasi yang terjadi akan memberikan dampak stress pada seseorang. Halini bisa diakibatkan oleh ketidaksiapan seseorang untuk menerima situasi yang ada. Kondisi stress biasanya terjadi dalam jangka waktu yang pendek.

2. Depresi
    Depresi atau kesedihan yang mendalam akan bisa berkembang menjadi keputusasaan. Depresi terjadi karena kehilangan sesuatu dari diri seseorang, baik berupa materi maupun non-materi.

3. Trauma
    Pengalaman traumatis menyebabkan seseorang memiliki dampak ringan menjadi seorang yang ragu dalam membuat keputusan. Hal itu disebabkan oleh rasa takut akan mengalami peristiwa yang sama. Dampak lanjutannya adalah terhambatnya peluang untuk mengembangkan diri.

4. Panic Attack
    Ketakutan akan terjadinya situasi yang sama dengan keadaan sebelumnya membuat seseorang merasa was-was dan khawatir. Serangan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga.

Pencegahan untuk Dampak-Dampak Psikologis Bencana

1. Memberi informasi tentang bencana dan dampak-dampaknya di lingkungan sekolah.
2. Membuat simulasi di dalam lingkungan sekolah.
3. Adanya informasi yang  mudah yang ada di lingkungan masyarakat.
4. Adanya pelayanan psikologis di tengah masyarakat.
5. Pengadaan pelatihan dan training.
6. Pemberian informasi di tengah keluarga tentang dampak bencana.

Penanganan Psikologis Kepada Korban Bencana

1.   Memberikan kebutuhan dasar yang dibutuhkan secara urgen  terlebih dahulu.
2.   Mendengarkan secara aktif  yang melibatkan pikiran, jiwa dan raga pada saat proses   
      mendengar.
3.   Tidak memaksa orang yang terkena bencana untuk berbicara.
4.   Membantu mereka yang mengalami insiden untuk kembali ke kehidupan yang sewajarnya.
5.   Menjaga kontak dengan mereka yang mengalami insiden guna mengetahui apa yang 
      menghambat mereka.
6.   Memberikan penanganan dengan orientasi agama yang dianut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews