rel='shortcut icon'/>

Minggu, 15 April 2012

Berhakkah Aku Marah Karena Sebuah Ide?

Aku pikir sebaiknya aku berhenti menuliskan ide-ide gilaku di dunia maya. Ideku untuk sebuah kisah yang saat ini sedang aku mulai membuatnya. Tapi ternyata, ide itu harus aku lempar dan aku buang.

Bukanlah sesuatu yang mudah untukku, kembali menulis! setelah selama 3 tahun aku vakum untuk sekedar menuliskan ceritaku sendiri. Cukup lama aku memulai semua itu, dari membuatnya dalam sebuah kerangka lalu memulai tulisan tersebut secara perlahan-lahan.

Aku tahu, bahwa aku bukan penulis seperti kebanyakkan mereka. Mereka yang mungkin mudah saja menulis dan menitikan kata-kata dengan sederhana dan mempesona. Aku tahu aku juga bukan dari kalangan sekelompok orang yang setiap harinya mungkin selalu menulis. Tapi, sudahlah... aku pikir sudah basi. Layaknya yang orang-orang katakan, "Nasi telah Menjadi Bubur". Sia-sia dan seharusnya itu di lempar ke tong sampah.


Apa aku berhak marah dan kesal?! Entahlah, toh juga aku hanya menjadi bagian yang pernah menginspirasi mereka, lalu menuliskannya. Kenapa aku merasa mereka menyuri ide-ideku, tapi tidak ada satu orangpun yang murni memiliki sebuah ide, karena semua ide itu muncul dari lingkungan.

Ah, sudahlah.. rasanya sebaiknya aku berhenti saja menulis. Sakit sekali rasanya, Sesak di dalam dada ini ketika mengetahui ide-ide yang dulu pernah aku share dengan seorang teman, ternyata dia merealisasikannya dan kini telah menjadi sebuah buku. Belum lagi, Ideku untuk menulis dengan menggunakan nama Delias, sekarang juga sudah duluan di tulisankan.

Dan saat ini, rasanya aku marah! tapi aku bingung, berhakkah aku untuk marah?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews