rel='shortcut icon'/>

Rabu, 01 Agustus 2012

Cerita Durian dan Kambing (Part 2)


Baiklah.. ini lanjutan dari cerita sebelumnya. nah, kalau ada yang belum baca yang pertamanya atau  mungkin lupa (sangking lamanya saya melanjutkannya) bisa membacanya  di sini .. ^-^

Still


Ya, kata pembukanya adalah masih saja di jalan menuju rumah makcik. Perjalanan itu panjang dan sangat melelahkan. Kenapa? karena rumah makcik itu jauh dari kota dan perjalannya dipenuhi peluh yang menguliti badan. jangan di tanya berapa tebal sudah kaki-kaki itu menancap di lantainya. Syukurnya dalam perjalanan itu kami merasa kembali ke kampus halaman kami, karena beberapa rumah di sekitar jalan itu ada rumah panggung bahkan ada rumah yang terbuat dari rumbia. (ups.. sebenarnya itu rumah milik saudara kita juga, yang rupa dan makannya berbeda) :D



Ketika ada yang melewati

K Dila : itu rumah makcik !

durian yang tergeletak..
Seru kak yang serumah denganku. terlihat beberapa meter ke depan sebuah rumah kecil yang dipagari oleh pagar buatan tangan yang seadanya saja. yang kelihatannya memiliki halaman yang begitu luas. alhamdulillah.. Akhirnya, durian, i am coming... :P~

Namun, tiba-tiba...
segerombolan kambing datang dan menyerang beberapa orang teman-temanku. haha... dan ternyata di antara kambing-kambing itu ada yang berjenggot dan malah semakin giat mengejar mereka. langsung saja, mereka berteriak-teriak ketakutan dan lari terbirit-birit. Dan para korbannya adalah K Fajri, Fatma, Moli dan K Dewi. (haha.. sorry ya, sengaja disebutin. :D)

so, how about me and k dilla dan pelita?

Kami menghentikan langkah dan menunggu waktu aman untuk memulai langkah. Menunggu siapa yang akan menjadi korban terlebih dahulu. khikhi...

Namun ternyata, niat dari kambing tersebut lebih besar daripada dugaanku. Tetap saja kambing itu mengejar mereka hingga akhirnya mereka sampai di rumah mak cik dengan selamat dan belum tersentuh kambing. Bener-bener deh, kambing jenggot itu minta di goreng.. :S

tapi ternyata tidak hanya itu, setelah aksi kambing selesai dan kamipun memutuskan melanjutkan jalan, tiba-tiba segerombolan kerbau datang menghadang sambil ditemani segerombolan angsa yang berjalan melenggak-lenggok di tengah jalan, sambil mengeluarkan suara khasnya.

Layaknya sebuah parade binatang tersaji di depan kami. Lalu, kamipun menunggu parade itu selesai dan aman, barulah kami kembali berjalan dan Alhamdulillah sampai di rumah makcik.


Ternyata rumah mak cik....

Beberapa kenyataan pahit kembali terjadi,
1. Ternyata di rumah mak cik, Tidak Ada Orang.. T_T
2. Ternyata di rumah makcik, Pagarnya tidak bagus terpasang hingga kambing-kambing itu kembali datang. terutama si jenggot putih. :O
3. Ternyata di rumah mak cik, si jenggot putih peliharaan  makcik.. T_T
4. Durian tergeletak di mana-mana..$_$
5. Mak cik...... kapan pulang.. kami menantimu.. ^_^

Moli dan k dila in action. :D

Tapi, syukur Alhamdulillah, di rumah mak cik ada ayunan sehingga kamipun melepas penat dengan duduk di ayunan dan memakan sebatang es krim coklat kesukaanku. hoho...

Tragedi Kambing


Entah darimana si jenggot putih datangnya dan entah apa yang membuat dia begitu tertarik dengan kami, hingga terus saja mendesak mendekati kami. terutama K Fajri. :D

 Ada hal yang kemudian menarik untuk diceritakan, karena selagi kami menunggu makcik ang tak kunjung datang kamipun dihadapkan tantangan lain,si jenggot putih terus saja datang berkunjung. menyapa kami. hingga k fajripun terpaksa harus terluka. hiks.. sayang k fajri. :(

Dan, Makcik Pulang

Suka cita akhirnya tiba, kamipun bisa makan durian sewaktu makcik sampai, jangan ditanya berapa banyak buahnya karena aku dan yang lainnya lupa menghitungnya. Lalu, bagaimana rasa?... slup slup.. :P~. bayangkan saja, setelah lelah mak cik membuka durian, durian itu berwarna putih dengan isinya yang tebal dan harumnya yang mengelitik hidung. dan saat lapar menjadi singa. oh .. tidak.. >_<

Ketika Pelita menjadi Pendekar

Ketika mak cik sampai dan mulai mengupas durian tersebut, kami-kami itu tetap saja mendekati kami. o owh.. o.O (what's wrong with you, kambing?). namun ternyata mak cik punya senjatanya. Namanya: Semprotan pelumpuh kambing. dan pendekarnya adalah Pelita. :D

pelita in action
Selamat ya pelita,  pelita semprot, semprot.. kami makan-makan.. :D (khikhikhi)

Ternyata ada lagi,

Yaps, ternyata indahnya dunia tidak hanya sampai di situ. akhirnya makcik malah menyajikan kami makanan lainnya. mak cik dan pak cik menawari kami makan siang yang berubah sudah menjadi sore di pukul 4.

Oh tidak, inikah indahnya dunia.. T_T
Nasinya memang biasa aja, tapi ketika bertemu dengan lauknya.. jujur, anda pasti tidak akan kecewa. ada ayam goreng ipin upin, ada kuah kari, ada sayur dengan sambal terasi ala mak cik (kata k fajri) dan ie tube (air tebu). huaaa.... siap-siap nambah kilo di badan. >_<

Tapi, ini adalah hari yang menyenangkan. Karena setelah itu, kami diantar pulang sampai ke kolej tanpa harus lagi berlelah ria berjalan kaki. :D

so.. go back to our habit.. bye.. bye.. ^-^





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews