rel='shortcut icon'/>

Selasa, 17 Juli 2012

Loving Sky (Part 1)

Well, sebenarnya aku bingung mau mulai dari mana tulisan ini. Tapi anggap aja ini sebuah coretan-coretan kecil yang menepis kegalauanku.

yaps, galau. G A L A U. pasti kamu semua udah sering ngedengerin tentang kata-kata ini. Bahkan mungkin tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang tabu, sehingga layak untuk diperbincangkan setajam silet. tapi sayang, silet di rumah saya lagi kacau, gak nemu di mana-mana.

Cerita 1



Awal ketemu.
Dia orangnya baik.
klise banget tanggap awal yang aku kasih kan? ya iyalah.. soalnya menurutku semua orang yang dilahirkan di dunia baik. Nah yang menjadi sesuatu banget yang mengubah mereka adalah karakter building-nya yang entah dimana-mana sumbernya, sehingga membuat mereka punya sifat-sifat tertentu yang kadang nyenengin, kadang juga ngebasiin.

But, It's okay. toh juga kata bundaku itu semua proses untuk mengerti orang lain. Ya... kalau menurut aku sambil berharap orang lain juga mengerti kamu.

Nah, belakangan aku baru tahu, kalau tu orang yang awalnya adem ayem dan gak banyak basa-basi ternyata lebih basi dari fermentasi yang biasanya dilakukan di ruangan tata boga kelasku dulu. Kalau kata orang, like ember bocor dan menyenangkan untuk diajak ngobrol, hingga akhirnya aku mengenalnya lebih dekat dan mendalam.

Say "Love"

kira-kira tak lama setelah kami berkenalan, dia bertanya padaku.

"eh, nikah sebaya itu gak masalah kan?!".

Hm? entah tu.. aku gak pernah kepikiran nikah sekarang, yang keluar sekarang gimana caranya dapet beasiswa dan bisa bangun sebuah panti asuhan untuk anak-anak. Really, gak pernah kebayang ada yang bertanya hal itu disaat aku masih berada di bangku kampus dan semester 3.



Jadilah, aku tiba-tiba mikir, emang iya sih.. gak ada masalah tentang hal itu. toh juga bicara jodoh itu masalah Allah. Dengan santainya aku jawab, "ya gak masalah, kalau kedua-duanya clik."

Gak lama setelah itu, dia juga tanya, "kalau gitu, kamu mau gak nikah sama aku?".

"Hm??? are u sure?? it's seriously or just kidding?"

"serius sih, tapi bercanda juga..". sambil tertawa renyah kepadaku.

Dasar aneh, kuliah aja belom kelar udah bicara nikah."jodoh tu urusan Allah, Kita liat aja entar"

Lalu, pembicaraan itupun terputus dihari-hari berikutnya. Tapi, tiba-tiba tersambung oleh kisah baru dengan panggilan-panggilan aneh bin ajaib dari dia untukku. Protes? tentu itu aku lakukan tapi tetap saja diputar balikkan semuanya. ujung-ujungnya aku milih untuk gak terlalu perduli dan it's up to you.


Bersambung..

3 komentar:

Total Pageviews