Duhai Ramadhan.
Ini pertemuanku yang kedua kalinya.
Pertemuan yang memintal sebuah syair pelangi.
Jeda-jedanya kadang kala membuatku tersenyum.
Selebihnya engkau yang tahu.
Maka Ramadhan, Selimuti aku dengan Rahmat milik Tuhan kita.
Duhai Ramadhan.
Masih tetap seperti biasanya.
Kerinduanku padamu tidak pernah tertulis oleh tinta.
Atau seberapa besar kelopak mata ini mengering mengenangmu.
Karena aku tahu, bahwa ada orang lain yang memendam luka yang bernanah untuk bertemu denganmu.
Maka Ramadhan, Baluti aku dengan Berkah darimu.
Ini pertemuanku yang kedua kalinya.
Pertemuan yang memintal sebuah syair pelangi.
Jeda-jedanya kadang kala membuatku tersenyum.
Selebihnya engkau yang tahu.
Maka Ramadhan, Selimuti aku dengan Rahmat milik Tuhan kita.
Duhai Ramadhan.
Masih tetap seperti biasanya.
Kerinduanku padamu tidak pernah tertulis oleh tinta.
Atau seberapa besar kelopak mata ini mengering mengenangmu.
Karena aku tahu, bahwa ada orang lain yang memendam luka yang bernanah untuk bertemu denganmu.
Maka Ramadhan, Baluti aku dengan Berkah darimu.