rel='shortcut icon'/>

Senin, 17 Januari 2011

DeJa Vu: antara realita dan sebuah khayalan

Mungkin kita pernahbertemu dengan seseorang, kemudian kita mulai membicarakan sesuatu hal dengannya. ketika perpisahan pada waktu itu terjadi, kita baru menyadari bahwa sepertinya kita telah pernah bertemu dengan orang tersebut. Atau kita mengalami suatu kejadian dan akhirnya kita menyadari bahwa kita sepertinya telah mengalami kejadian itu sebelumnya.

Apa yang terjadi? Ya, itulah sebuah dejavu yang yang terjadi dalam diri kita. Dejavu sendiri merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam diri kita sendiri yang mana kita tidak mampu mengetahui kapan dan dimana kejadian tersebut pernah terjadi sebelumnya. Dejavu sendiri juga di kenal dengan istilah déjà vecu (telah mengalami), déjà senti (telah memikirkan), déjà visite (telah mengunjungi).

Fenomena ini kadang terjadi dalam diri kita. Beberapa orang beranggapan bahwa kejadian ini terjadi karena dahulunya kita berada dalam sebuah dimensi lain dan kini terlahir kembali. Kita adalah orang-orang terdahulu yang telah mengalami berbagai macam peristiwa dan menjadi pribadi yang baru saat ini dalam jati diri yang berbeda. Benarkah demikian? Banyak hal yang dapat menjelaskan fenomena tersebut, diantaranya.

Recognition Memory

Recognition memory merupakan jenis-jenis memory yang memberikan gambarna pada kita tentang sebuah pengalaman, pengalaman yang kita alami sekarang maupun pengalaman yang telah kita temuin sebelumnya.

Ketika kita berjumpa dengan seseorang dan kita menyadari bahwa kita telah bertemu dengan orang tersebut sebelumnya adalah sbeuah kondisi recognition memory yang berupa recollection atau kondisi memori yang mengumpulkan kembali informasi-informasi yang telah masuk ke dalam otak.Sedangkan kondisi dejavu, saat kita tidak menyadari dimana kita telah bertemu dnegan orang tersebut maka kita sebenarnya telah berada dalam bagian recognition memory yang disebut dengan familiarity.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, sekitar 60-70 % orang-orang di dunia ini telah mengalami dejavu baik dalam hal suara, bau dan rasa.

Gangguan Akses Memori

Sigmund freud, tokoh psikologi telah membahas tentnag masalah ini sejak dulu. Baginya dejavu adalah suatu peristiwa yang terjadi sebagai hasil dari kembalinya ingatan masa lalu yang berada di alam bawah sadar manusia. Freud percaya bahwa setiap orang akan mengalami déjà vu sebagai hasil dari pengalaman masa lalu yang telah ditekan (repress). Biasanya pengalaman-pengalaman tersebut tidaklah menyenangkan bagi individu sehingga individu tersebut menekannya.

Kaitan déjà vu dengan usia

Menurut para peneliti jepang, keadaan déjà vu merupakan kejadian yang berkaitan dengan usia seseorang. Semakin tua seseorang makan menjadikan dirinya akn semakin sering mengalami déjà vu. Hal ini disebabkan oleh kondisi usia yang akan mengikis memori yang ada atau yang sering disebut dengan penyakit alzhaimer yang melatarbelakanginya.

2 komentar:

Total Pageviews