rel='shortcut icon'/>

Sabtu, 12 Februari 2011

Tutup Jendela

Sama seperti hari-hari biasanya. ibuku tetap saja ke sekolah dan menjadi seorang guru yang baik dengan mengajarkan semua murid-muridnya. ibu berkata, " akhir-akhir ini murid-muridnya semakin senang ketika mengikuti proses belajar mengajar", bagus lah kalau begitu. ya, kebetulan ibuku mengajarkan pelajaran mengaji di sekolah sebagai salah satu kewajibannya sebagai guru BK.

Ya.. itu hanya sebuah cerita tentang ibuku yang semakin sibuk di masa kuliahku di semester 6. di kala nenek datang dan menjadi penghuni di rumah serba sederhana ini. abang dan kakak yang sedang sibuk-sibuknya menyiapkan kebutuhan untuk wisuda mereka. ya.. wisuda... the goal of your study. i think that's real.. berhubung hampir semua orang menantikan kejadian tersebut. begitu juga denganku.

How about my father? ayahku lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sejak ia jatuh sakit dan candu rokok dan kopinya berhenti. tapi aku tak tahu apakah itu hanya sejenak atau mungkin selamanya. hm... sampai akhirnya ia juga punya hobi baru akhir-akhir ini. eating.

bagiku, semua itu adalah cerita yang terjadi padaku akhir-akhir ini dikala sebuah teror baru muncul dibenakku dan siap-siap menerkam waktu-waktuku. semester 6 menjadi bahan baru di kampusku.

hampir rata-rata dosen beranggapan bahwa ini adalah semester yang membuatmu akan semakin mencekam dan mungkin, akan mencintai dan membencinya. ya.. mencintai dan membenci alat tes. alat tes yang kami gunakan untuk mendiagnosa orang-orang yang mungkin, oneday.. datang mengunjungi kami. testee...

tak masalah, jika semua orang meributkan tentang semester 6 di kampus. yang aku pikirkan adalah sebuah situasi baru yang harus dengan lapang dada aku terima. hm.. menjadi psikolog. dan itu kini telah tertutup dan terkunci rapat dan menjadi sebuah realita hidup yang harus aku tempuh.

Kadang kala aku berfikir, apa aku siap menjadi seorang psikolog atau mungkin memikirkan tentang kondisi orang lain, dikala orang lain saja tak memperdulikan dia atua mereka yang butuh diperhatikan. aku juga mulai memikirkan mau kenapa diriku, setelah ini?! teman-temanku sudah mulai menentukan mereka akan menjadi klinisi, perkembangan, sosial, bahkan menjadi psikolog industri. tapi, aku saja belum meyakini sepenuhnya akan masuk dalam klinisi dan terjebak dalam situasi mereka dan dia.

Pernah suatu ketika, dibawah langit dan bertemankan lautan yang luas, aku ingin menjadi orang. orang yang mempu memotivasi orang lain dan memberikan mereka sebuah harapan bahwa hidup itu tak sekecil sebuah telapak tanganmu dan hilang dalam gelap. tapi hidup ini juga tak selebar daun kelor, layaknya pepatah mengatakan. artinya bahwa, hanya butuh menerima, bahwa hidup ini nyata dan semuanya ada waktunya.


Simpel dan tak perlu berlilit dengan teori-teori itu. psikoanalisa dengan unconciusness, kepribadian dengan id, ego dan super ego. Atau mungkin behavioral dan humanistik itu semua.. yang, bagiku hanya menjadi sebuah dongeng tentang masyarakat dulu yang akan berubah dalam setiap waktu.

terlalu mulukkah ?! aku juga tidak tahu. yang aku pikirkan adalah kebanyakkan orang butuh motivasi dan harapan dan aku inginkan itu dibalik kondisi kenyataan bahwa aku kini akan menjelma menjadi psikolog.

#tak ada label, yang ada hanya cerita..
Syiah Kuala Beach

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews