rel='shortcut icon'/>

Senin, 18 November 2013

Posttraumatic Growth (PTG)


1. Pengertian Posttraumatic Growth
Calhoun, Cann, Tedeschi dan McMillan (2000) mengusulkan bahwa “posttraumatic growth adalah suatu pengalaman individu yang berkaitan dengan perubahan positif yang merupakan hasil signifikan dari usaha dalam menghadapi krisis besar dalam kehidupan”. 

Definisi lain tentang posttraumatic growth disampaikan oleh Paton, Voilanti, dan Smith, mereka mengatakan bahwa posttraumatic growth adalah perubahan yang menguntungkan secara signifikan dalam hal kognitif dan emosional yang melampaui tingkat adaptasi sebelumnya, peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi sebagai akibat dari psikologis trauma yang menantang asumsi sebelumnya ada tentang diri sendiri, orang lain, dan masa depan (Kloep, 2010).  


Selain itu Janoff-Bulman menunjukkan beberapa bukti bahwa tanpa adanya perubahan dalam asumsi seseorang tentang kehidupan secara umum maka perubahan positif  dalam diri seseorang tidak akan terwujud (Kloep, 2010). Literatur lain oleh Maercker dan Zoellner menunjukkan semakin panjangnya periode posttraumatic growth maka akan memunculkan adanya hasil yang lebih positif dan keberfungsian, artinya adalah semakin korban aktif dalam berdamai dengan peristiwa traumatik yang ada maka akan semakin menghilangkan posttraumatic stress sindrom (Guidici, 2011).

Pengertian lainnya mengenai posttraumatic growth juga disampaikan oleh Calhoun and Tedeschi (2006) adalah suatu konstruksi perubahan psikologis yang positif yang terjadi sebagai hasil dari perjuangan seseorang dengan acara yang sangat menantang, stress, dan trauma. Selain itu, Janoff-Bulman juga (dalam Kloep; 2010) menyatakan bahwa "ini adalah proses dalam diri korban akan menerima dan akhirnya mengubah pengalaman traumatik oleh unsur-unsur positif dalam mengamati korban tersebut”.


2. Aspek-Aspek Posttraumatic Growth


Berikut ini terdapat 3 aspek dari Posttraumatic Growth dari Calhoun dan Tedeschi (Jacob & Kunst, 2010), yaitu :
 a.       Perubahan Persepsi Pribadi (Perceived Change in Self).

Menurut Woodward dan Joseph (2003), dalam penelitian stress dan trauma menjelaskan bahwa karakter individu yang lebih positif pasca peristiwa menunjukkan bahwa mereka lebih percaya diri (self confidence), lokus pengendalian (locus of control), optimisme disposional (dispositional optimism), yang merupakan kecenderungan individu untuk memiliki ekspektasi positif secara menyeluruh meskipun individu menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupan (dalam Julianti, 2011).
Selain itu,  Kloep (2010) menyatakan bahwa dalam membangun pribadi diperlukan peningkatan kemampuan dalam menangani  emosi sendiri, merasa telah menjadi lebih baik, dan merasa lebih percaya diri dan yakin akan dapat menangani krisis dan masalah yang mungkin akan muncul.

b.      Peningkatan Hubungan dengan Orang Lain (A Changed Sense of Relationship with Others)
Peningkatan hubungan dengan orang lain umumnya mengacu pada peningkatan perasaan mampu mengungkapkan dan berbagi dengan dukungan jaringan seseorang, serta peningkatan perhatian pada kebutuhan orang lain, dan keinginan eksplisit untuk meningkatkan dan memperkuat hubungan (Kloep, 2010)
c.       Perubahan Filosofi Hidup (A Changed Philosophy of Life)
Perubahan filosofi dalam hidup dipandang positif oleh responden sebagai salah satu manfaat yang dilaporkan oleh banyak orang yang mengatasi trauma. Perubahan ini terkait dengan kepercayaan spiritual  (Calhoun & Tedeshi, 1996). Shaw, Yusuf, dan Linley menunjukkan bahwa keyakinan agama dan spiritual dapat berkembang karena peristiwa traumatik (Kloep, 2010).
Selain itu, Menurut Calhoun dan Tedeschi (1998), dibutuhkan pengalaman makna yang mendalam dan dampaknya bagi seseorang untuk mempertanyakan asumsi mereka sebelumnya dipegang sebagai filosofinya. Selaini itu, seseorang perlu untuk mengadakan penyelidikan tentang cara-cara baru dan lebih baik berpotensi untuk mengalami dunia. Suatu peristiwa traumatik pada satu waktu dapat diubah menjadi suatu peristiwa yang dianggap sebagai titik balik untuk menjadi lebih baik.

3. Faktor-Faktor Posttraumatic Growth
Menurut Tedeschi, Calhoun (2006) terdapat beberapa faktor dari posttraumatic growth, yaitu :
a.       Hubungan dengan orang lain (relating to others)
Mereka yang mengalami pengalaman traumatik memiliki kedalaman hubungan dengan orang lain karena menyadari akan pentingnya hubungan tersebut dan menyadari bahwa hubungan tersebut dapat berakhir dengan cepat sehingga membuat mereka lebih dekat dan memberikan kasih sayang. Hal ini dapat berupa kedekatan yang lebih dengan keluarga atau dengan teman-teman, yang dapat berupa saling berbagi dan berkasih sayang.
b.      Penghargaan terhadap hidup (appreciation for life)
Pengalaman traumatik menyebabkan munculnya filosofi hidup baru yang mengubah asumsi dasar seseorang tentang kehidupan dan arti dari kehidupan.
c.       Kekuatan pribadi (personal strength)
Mereka yang mengalami pengalaman traumatik menunjukkan adanya kemampuan untuk lebih kuat dan mandiri dalam menjalani hidup, sehingga tampak bahwa hidup melalui trauma menyediakan banyak informasi dalam kompetensi mengevaluasi diri dalam kesulitan dengan cara yang tegas (optimis) dan menghadapinya (coping).
d.      Perubahan agama (spiritual change) 
Peningkatan kepercayaan terhadap agama dapat muncul ketika mereka mencoba memahami peristiwa traumatik. Hal ini juga menunjukkan adanya penguatan keyakinan dalam agama yang dapat meningkatkan rasa kontrol diri, kedekatan terhadap agama dan menemukan makna hidup secara agama yang diyakini.
e.       Kemungkinan baru (new possibilities)
Mereka yang mengalami pengalaman traumatik akan menjadi lebih menikmati hidupnya dan menjalankan hidup lebih bersemangat dengan menemukan adanya peran baru dan orang-orang yang baru.
 

*** Need Reference, please contact me. :)

15 komentar:

  1. heii siti rahmah, klo blh tw ada g y buku PTG yg sdh dtrjemahkn k dlm bhs Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Pi Plinti, sejauh yang udah siti dapatkan belum ada bukunya. kebanyakan dari jurnal. :)

      Hapus
  2. hi, mba. saya tertarik untuk mengetahui reference tentang PTG untuk tugas akhir saya. bisa saya tahu jurnal-jurnal apa saja yang di gunakan? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga mau dong mba... ini email nya giovannigita@gmail.com

      Hapus
    2. Maaf mba baru balas 😅 khaulah.nabilah@yahoo.com makasih mba sebelumnya. Akan sangat membantu 😊

      Hapus
    3. hallo, saya juga sedang meneliti tentang PTG, kalau boleh minta referensi jurnalnya juga dong :)

      Hapus
  3. hi mbaa saya juga lagi meneliti ttg PTG , boleh minta saran ttg jurnal yang menjadi referen ? terima kasih :)

    BalasHapus
  4. Hai ka, saya sedang membuat tugas akhir (skripsi) kebetulan tentang PTG. Boleh saya mengetahui reference PTG dan jurnal jurnal mengenai PTG yang kakak gunakan? Terimakasih :)

    BalasHapus
  5. maaf mau tanya, kalau boleh tau dimana saya bisa mendapatkan buku menenai PTG? sudah cari di berbagai toko buku tidak ada :)

    BalasHapus
  6. Hai semua.. Maaf responnya telat.
    Buku tentang PTG sejauh ini belum ada dipasaran, tpai mungkin kalau mau beli via cambrige online dan harganya lumayan hehe..

    untuk jurnalnya bisa di cari di ebscho host dengan masukkan nama mereka dan tahunnya, :)

    good luck ya.

    BalasHapus
  7. nanti coba saya carikan dulu jurnalnya dimana, kalau ada akan saya posting di comment lagi.. :)

    BalasHapus
  8. mau bantu share juga, untuk teman-teman yang sedang mencari buku tentang PTG, buku bisa di dapatkan di www.periplus.com atau datang ke storenya periplus, untuk infor lokasi storenya bisa lihat di web. hanya saja harga yang ditawarkan lumayan tinggi.

    BalasHapus
  9. Kalau boleh ,tolong dijelaskan perbedaan antara PTSD dengan PTG ? Terima kasih

    BalasHapus
  10. PTSD adalah kondisi yang muncul setelah adnaay kejadian trauma dari sebuah peristiwa, sedangkan PTG adalah kondisi yang muncul setelah peristiwa, namun berkembang dalam durasi yang lebih lama daripada PTSD.

    BalasHapus

Total Pageviews