rel='shortcut icon'/>

Selasa, 21 Juli 2015

Jodoh dan Pernikahan

Dalam hidup ini, kadang kala kita menginginkan kehadiran seseorang. Seseorang yang kita anggap akan paling benar untuk bersama kita atau seseorang yang kita cintai. Tapi tidak selamanya hal tersebut akan terjadi.

Banyak teman yang ketika aku bertanya tentang pernikahan mereka mengatakan, pernikahan itu untuk mencari keberkahan.
Beberapa orang memilih untuk ta'aruf, dengan laki-laki atau perempuan. Kadang yang tidak dikenali, terkadang ada yang hanya sekedar teman aktivis kampus. Mereka kata, "setidaknya taaruf itu yang dikenalkan pasangan yang sudah jelas agamanya baik". 
Lain lagi, beberapa memilih dikenalin oleh orang tuanya. Meskipun itu tetangga, saudara jauh, atau mungkin anak  kenalan ibu dan bapak. Mereka juga berkata, "orang tuaku lebih tahu bagaimana orang yang mampu menjagaku dan aku butuhkan". Pernah juga seorang lelaki berkata, "pilihan ibu tidak akan salah, karena gadis itu akan menjaga teman rumah ibu".
Adapula lainnya. Mereka memilih untuk berteman sebanyak-banyaknya. Memperluaskan pergaulan. Lalu diantara itu jika dirasa cocok dan menarik, maka merekapun akan menjadi sepasang kekasih. 'Menjajaki' beberapa mengatakan demikian. Sebagian lainnya berkata serius. Tapi selalu ada sebab semua, dan sebabnya, "aku tidak ingin menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal". Akhirnya teman, sahabat, kenalan menjadi kekasih.
Lalu mana yang benar?
Semua bagian itu mengatakan "yang paling benar saya".
Yang aku tahu, pernikahan itu bukan tentang cara bagaimana bertemu. Karena setelah bertemu, semuanya tetap harus menjaga diri, batas, dan ego. Namun tidak ada manusia yang sempurna. Menuju kebaikan meskipun harus merangkak.
Pernikahan itu tentang keberkahan dalam harta dan nafkah yang halal. Keberkahan dalam terus menuju kebaikan beragama. Bersama.
Tapi, kesemuanya membutuhkan hal lain juga yaitu komitmen dan tanggung jawab. Melonggarkan ikatan ego diri dan mau mendengar, mau bergerak bersama, mau mendahulukan yang lainnya daripada diri sendiri.
Setidaknya tidak perlu marah atau diam ketika meja tidak ada makanan, sebab bayi terus menangis.
Selamat menikah. #eh.

4 komentar:

Total Pageviews