rel='shortcut icon'/>

Rabu, 01 Juli 2015

Pagi Ramadhan 14


Ini pagi ramadhan ke 14.

Sudah lebih dari sebulan saya  berada di kota pelajar ini, Jogja. Berharap sedikit serpihan mimpi saya masih tersisa di sini. Bukan maunya saya saja berada di sini, tapi memang maunya bunda dan ayah juga membuat saya tetap bertahan.

Pukul enam pagi, di samping saya seorang teman sekaligus kakak sedang tertidur pulas karena kelelahan sebab kemarin kami berbelanja sedikit pesanan saudara dan sahabat yang harus dikirimkan segera. Di waktu kamipun harus bergegas membereskan banyak hal untuk keperluan harapan.


Pagi ramadhan ke 14 yang dingin.

Sama masih seperti ramadhan biasanya di sini. Pagi itu diawali dengan udara dingin. Saya dengar di Aceh panasnya sampai 35 derajat. Tapi Alhamdulillah setidaknya tidak seperti di Pakista udara menapai 45 deraja dan banyak nyawa yang hilang.

Cuaca memang belum jelas. Beberapa teman di rumah saya tinggal, kini sedang sakit termasuk saya. Sejak kemarin setiap pagi saya kedinginan dan hidungpun tidak mau bersahabat seperti biasanya. Bahkan tak terkecuali seorang dokter muda. Ah.. Sakit tidak pernah mengenal siapa orangnya.

Dinginnya hati.

Kata bunda, "Banyak-banyak tilawah sebab itu membuat hati tenang dan dekat dengan Allah". Klasik kalau kata orang. Sebab tilawah sendiri memang penyejuk hati. Tapi tetap saja, kalau kita tak sering mengingat pesan itu dan tidak diingatkan mungkin kita akan sesekali saja menyentuh Al-Quran.

Sama seperti ramadhan biasanya, sayapun menjadi salah satu orang yang mempunyai target tilawah di ramadhan. Dengan sedikit harapan ada yang berbeda dari hati di Ramadhan ini.

Belakangan saya merasa menjadi seorang yang salah. Banyak kata dan perilaku yang membuat saya lupa diri, bahkan menjadi tidak baik sebenarnya. Kalau bisa dikatakan, saya kini punya topeng.

Semoga ramadhan ini membuat saya ke depan menjadi diri topeng yang saya gunakan juga.. amin.



2 komentar:

Total Pageviews