rel='shortcut icon'/>

Rabu, 02 Maret 2011

Review Jurnal Psikologi : Facial Signs of Emotional Experience

Jurnal :
Facial Signs of Emotional Experience

ABSTRAK
Ekspresi wajah yang spontan ditemukan untuk memberikan informasi yang akurat tentang aspek yang lebih spesifik dari pengalaman emosional dari yang menyenangkan versus tidak menyenangkan. Cacatan rekaman video ketika subjek diperlihatkab film-film dan kemudian melaporkan pengalaman subjektif mereka. Sebuah teknik baru untuk mengukur gerakan wajah yang membedakan jenis senyum tertentu yang berkaitan dengan perbedaan dalam laporan kebahagiaan antara mereka yang menunjukkan ekspresi/mereka yang tidak, untuk intensitas kebahagiaan dan untuk memilih diantara dua pengalaman yang dilaporkan membahagiakan. Mereka yang menunjukkan seperangkat ekspresi wajah memhipotesiskan untuk menjadi tanda dari berbagai efek negatif yang dilaporan dari pengalamannya banyak emosi negatif daripada mereka yang tidak menunjukkan ekspresi-ekspresi ini. Berapa banyak ekspresi wajah ini yang menunjukkan hubungan dari hasil laporan intensitas efek negatif. Ekspresi wajah spesifik yang diasosiasikan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan yang diidentifikasi.
Ada 2 teori berbeda yang menjelaskan tentang emosi yang ditandai dengan perubahan system respon tubuh itu sendiri. Mereka yang mengikuti Schachter dan Singer yang mengklaim bahwa kognitif expectation adala satu-satunya factor penting. Munculnya emosi berdasarkan pengalaman subjektif-ANS (system saraf autonom) yang tidak terpolakan tetapi mencerminkan luasnya, bukan jenis emosi yang terangsang.
Mereka yang tidak setuju dengan Schachter dan Singer tidak mengabungkan teorinya tetapi menekannya adanya perubahan respon system yang berbeda untuk setiap emosi oleh ANS (lazarus;1966) dan ekspresi wajah (Plutchick dan Tomkins; 1962,1963).
Ekspresi wajah memiliki konsekuensi baik intrapersonal (warna pengalamna subjektif) dan interpersonal (isyarat kepada orang lain). Adnaya peran wajah dalam pengalaman emosi telah menekankan fungsi intrapersonal.
Tomkins (1962) mendefinisikan pengalaman subjektif emosi sebagai hasil dari perubahan otak. Adanya perbedaan kinerja otot dalam emosi. Namun, respon emosi seseorang tetap memberikan pengaruh pada orang lain.
Validitas proposal ini mengacu pada 1) ekspresi wajah untuk setiap emosi, 2) variasi dengan perbedaan dirasakan pada intensitas emosi. Riset baru-baru ini banyak yang mengeneralisasikan respon wajah dengan studi lintas budaya. Penelitian yang ada lebih berfokus pada emosi yang menyenangkan dan tidak. Sedangkan saat ini sedang berusaha mengkaitkan antara wajah dengan emosi wajah yang menunjukkan emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha diluar dikotomi menyenangkan versus yang tidak menyenangkan untuk menentukan apakah ekspresi wajah yang spontan dapat memberikan informasi lebih tentang aspek tertentu dari pengalaman emosional, tujuan kedua dari penelitian ini adalah untul memperoleh bukti tentnag bagaimana ekspresi wajah spontan mungkin berkaitan dengan pengalaman subjektif seseorang tentang emosi. Pengukuran langsung ekspresi wajah untuk mencapai tujuan ketiga penelitian ini adalah menguji hipotesis tentang ekspresi wajah tertentu sebagai sinyal dari aspek-aspek tertentu dari emosi.

METHOD
Sebuah metode mengukur perilaku wajah dengan facial action coding system, yaitu suatu teknik yang memperlihatkan rekaman video film yang bernilai positif dan negate yang mengandung stress kemudian mereka diminta melaporkan pengalamannya.
Subjek
Subjek adalah 35 orang kidal, perempuan, yang berusia 18-35 tahun. Pemilihan wanita sebagai subjek agara dapat lebih mudah dalam melihat respon emosi dari wanita. Selain itu, dalam penelitian ini melibatkan pengukuran gelombang otak, detak jantung, ketegangan otot, dan resistensi kulit dan pernafasan.
Rangsangan
Rangsangan yang digunakan ada 2 macam, yaitu pertama film yang berdampak positif berupa film gorilla yang bermain di kebung binatang, laut dan anjing yang bermain di taman, sedangkan yang kedua adalah film yang berdampak negatif, berupa film yang menunjukkan kecemasan langsung, yaitu seorang laki-laki yang memiliki ujung jarinya dipotong oleh gergaji dan seorang pria mati setelah sebuah papan kayu dorong melalui dadanya oleh gergaji bundar yang ditampilkan secara berurutan.
Pengalaman emosi subjektif
Diukur dengan menggunakan satu set pengukuran dengan menggunakan 9 point studi sebelumnya, yaitu marah, takut, jijik, bahagia, sakit sedih, terkejut dan gairah, dengan skala ukur 0-8. Selain itu, Instruksinya akan menjelaskan : frekuensi emosi, lamanya emosi terjadi, dan intensitas emosinya.
Prosedur
Setiap subjek didudukkan sendirian di dalam sebuah kamar elektrik dengan ukuran 2x2 m yang terlindungi. Setiap mereka dipasangkan electroencephalogram, heart rate, respiration, BSR, skeletal muscle electromyogram serta terpasang video rekaman.
Setelah instruksi, subjek dibiarkan sendirian selama 20 menit lalu diberikan kuesioner. Selanjutnya diberikan film positif/negatif pada layar kecil yang berukuran 18 x 30 cm, dengan jaraknya 60 cm dari subjek. Kemudian diberikan kuesioner.
Kemudian ditunjukkan lagi film yang satunya lagi dan diberikan kuesioner dengan jeda waktu 5 menit. Selain itu, pada sesi debreafing, subjek diberitahukan tentnag adanya kamera perekam yang nantinya akan mendapatkan persetujuan/tidak dari subjek.
Pengukuran wajah
Alat ukur yang digunakan adalah facial action coding system (FACS) yang dirancang untuk mengukur semua perilaku wajah yang terlihat, bukan hanya ekspresi yang terkait dengan emosi. Alat ini memiliki 44 unit, yang pengukuran reabilitas diukur pada unit-unit tersebut, sedangkan validitasnya diukur dengan evaluasi validitas dari rekaman video.

RESULT
Ekspresi wajah dari efek positif
Dahulu senyum ditandakan sebagai sebuah tanda positif namun demikian lama-kelamaan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan penelitian yang membaginya menjadi senyum atas, senyum lebar dan senyum ketat, dll.
Melalui alat ukur facial action coding system (FACS) memberikan pendekatan berbeda. Mereka dengan alat ukur ini melakukan pencacatan untuk setiap perubahan kegiatan wajah yang diproduksi oleh otot utama zygomatic, buccinators, risorious atau caninus.
FACS juga melakukan pencacatan terhadap tindakan-tindakan lainnya terkait dengan perilaku maupun ekspresi wajah, serta dibarengi dengan firasat dan observasi. Mereka menyatakan senyum hasil dari otot zygomatic utama (action unit 12) dan jika ada otot lainnya akan mengalami perubahan makna dari senyum yang merujuk pada bahagia.
 
Bahagia atau tidak
Merujuk pada alat ukur FACS didapatkan 7 orang subjek yang tidak menunjukkan senyum dengan action unit 12. Melalui film gorila dan anjing yang menunjukkan rata-rata : 1,79. Hal tersebut juga ditunjukkan pada self-report dan tanda wajah.
Bagaimana bahagia
Bahagia ditandai jika korelasi antara FACS dan self reportnya  sama atau seimbang. Selain itu, skor dari FACS yang menunjukkan keakuratan yang besar terhadap film. Korelasi dilihat dari frekuensi dan durasi unit 12 selama film positif,intensitas, dari kedua film tersebutyang menunjukkan peningkatan nilai.
                Pada tes ini, didapatkan pula bahwa aksi unit 12, tidak serta merta menjadi indicator kebahagiaan. Namun aksi unit 12 yang lebih besar, dapat menunjukkan banyak kebahagiaan yang terlebih dahulu telah dikurangi skor mentah.
Ekspresi wajah dari efek negatif
Tidak bahagia atau tidak
Berdasarkan FACS ada 41 persen yang menunjukkan ekspresi wajah negative yaitu jijik, takut, sedih dan lain-lain selama film kecelakaan diputar. 12 subjek tidak menunjukkan tanda wajah negatif dan 2 subjek menunjukkan tanda yang ambigu.
Bagaimana tidak bahagia
Ketidakbahagiaan ditandai dengan tidak adanya korelasi antara tes FACS dengan self report yang dilakukan.
Bagaimana jijik
Indikator jijik dari 13 subjek yang menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor lainnya. Seperti takut, marah, maupun sedih.
 
DISKUSI
Ekspresi wajah ditemukan untuk memberikan informasi yang akurat tentang sejumlah aspek yang berbeda dari penglaman subjektif emosi. Variasinya tergantung pada intensitas emosi yang dilaporkan dan ada bukti yang menunjukkan bahwa tindakan wajah akan spesifik untuk setiap emosi negatif.
Berdasarkan penelitian yang ada, tidak dapat menjadi rujukan otot zygomatic utama sebagai aksi unit 12 sebagai indicator kebahagiaan yang hanya menunjukkan sepersepuluh dari durasi film gorila dan anjing. Selain itu, terjadinya aksi unit 12 pada film kecelakaan tidka terkain dengan self-report pada emosi negatif.
Ekman dan friesen menjelaskan mengapa aksi unit 12 dapat terjadi sebagai tanda emosi positif namun justru sebaliknya dapat pua sebagai tanda emosi negatif. Ada dua temuan pad film kecelakaan dan film gorila yag dapat ditarik :
  1. Hampir setengah subjek menunjukkan aksi unit 12 selama film gorila tanpa melibatkan otot-otot lainnya.
  2. Analisis lainnya, pada film kecelakaan menunjukkan variasi yang lebih di aksi unit 12 ang lebih asimetris.
Sehingga dapat dikatakan aksi unit 12 ditandai sebagai tanda kebahagiaan spontan, lebih simetris dan sengaja dilakukan. Berdasarkan penelitian yang ada, didapatkan pula bahwa emosi positif muncul sebagai pelarian dari manipulasi yang didasari selama eksperimen.
Namun tanda jijik menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dimana tanda marah menunjukkan pada jijik, sebagai salah satu indikatornya sehingga perlu adnaya penelitian lanjutan yang memasukkan marah, sedih, sakit juga termasuk dalam tanda marah. Secara umum didapatkan bahwa, ekspresi wajah muncul dari emosi tertentu yang berdasarkan teori plutchik, sehingga temuan ini memberikan tantangan baru bagi ahli teori kognitif emosi untuk memperluas formulasi mereka.
Namun seberapa penting ekspresi wajah spontan sebagai sinyal sosial tidak dibahas sehingga perlu adnaya pengukuran lebih lanjut, jika FACS diperlambat dan bagaimana ekspresi emosi jika subjek tidak sendiri. Dengan demikian, akan didapatkan keakurana ekspresi emosi dalam lingkaran sosial.

4 komentar:

  1. mav sebelumnya saya mao tanya ini panduan buku yang dipakai dasarnya bukunya apa ya? terima kasih

    BalasHapus
  2. ini bukan buku, mbak.. tapi ini review jurnal psikologi. kalau mau jurnalnya silahkan di ketik di google judul jurnalnya aja.. :)

    BalasHapus
  3. mau nanya identitas yang me review jurnal ini siapa ya ???

    BalasHapus
  4. saya yang nulis blog ini, siti.. :)

    BalasHapus

Total Pageviews