rel='shortcut icon'/>

Sabtu, 12 Maret 2011

Kepedulian dan Kesalahanku

Ini malam ke 20 sejak ayah meninggalkan kami dengan banyak cerita di rumah ini. aku masih mengingat ketika setiap harinya, aku selalu saja mengomelinya karena sepatu olah raganya yang selalu ia masukkan ke dalam rumah dan asap rokoknya yang mulai mengganggu di tengah-tengah kami. malam inipun kami kembali mengaji yasin untuk ayah dan kiriman 'kulhu' setiap hari.

tapi bukan itu yang ingin aku bagikan. meskipun belakangan ini bunda sakit dengan darah tingginya yang semakin naik turun. mulai dari berobat bekam hingga ruqiyah dalam proses penyembuhannya. semoga Allah menyembuhkanya dan melihat kami semua tumbuh dewasa dengan tugas-tugasnya.. amin..

saat ini, aku ingin bercerita tentang lanjutan dari kejadian tersebut. jujur, begitu banyak orang yang peduli tentang kejadian tersebut. alhamdulillah jika mereka benar-benar mendoakan ayah dan kami. semoga Allah mengabulkannya...
aku ingin bercerita tentang beberapa orang temanku. sebut saja namanya si A. sejak ayah sakit, ia tiba-tiba muncul dan memberikan semangatan padaku. tentang kekuatan dan ketabahan. Alhamdulillah, aku bersyukur memiliki teman yang seperti itu. hanya saja, aku kadang bertanya-tanya di dalam hati apakah dia benar-benar ikhlas ingin membantu? karena terkadang ia mengantungkan pesan-pesan yang ada. jujur, aku tidak suka. tapi bukan berarti aku marah.

ada juga orang lain yang bilang padaku, "ini semua takdir, ti..".
of course, ini memang takdir. tapi itu semua cuma ditunjukkin di fb namun berbeda ketika aku butuh di dalam dunia nyata. nyatanya ketika aku bertemu dengannya di kampus, tak ada sapa dan kata-kata yang setidaknya membantuku untuk menjadi kuat. ya.. ku pikir aku sedang butuh afilasi jika di psikologi, terutama orang-orang terdekatku.

tapi, aku akan lebih suka jika mereka bersikap jujur. jika peduli, katakan saja peduli. jika tidak, tinggalkan saja aku snediri dengan masalahku dan aku akan belajar kuat dengan caraku sendiri. karena aku tidak telalu suka dengan kepedulian yang tak penuh.

tapi, tetap saja. logikaku diminta untuk berfikir keras dan bertarung dengan banyak hal. aku mencoba untuk mencari terlebih dahulu bagian mana yang salah dari sikapku dan membuat beberapa perilaku temanku berubah. akupun menemukan bahwa aku sebenarnya adalh orag yang perfeksionis, lebih kurang. aku adlah seseorang yang tidak mampu berempati secara penuh dan kelas kepala dibalik ke plin-plananku.

ya, setidaknya aku berusaha menemukan hukum kausalitas di balik semua hal yang terjadi. bagaimana engkau memperlakukan orang lain, maka begitu juga orang lain akan memperlakukanmu.
mungkin, aku belum cukup kuat untuk membuktikan kepedulianku, oleh karena itu orang lain jug demikian.
mungkin, aku belum bisa secara penuh menunjukkan siapa aku, sebab itu semua orang bingung dengan sikapku.

positif thinking siti... semuanya ada hikmah dan akhirnya..

*ketika aqidah saudaraku semakin menghilang. akupun juga harus disibukkan dengan maslaah yang muncul. Allah, kuatkanlah aku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews